PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – RSUD Prof. H. Muhammad Yamin, Kota Pariaman, mengenalkan inovasi layanan Jemput Keluhan Pasien On Telephone atau “JeKPOT”, guna menekan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di wilayah setempat.
Program ini lahir dari kebutuhan mendesak akan layanan kesehatan yang cepat, tepat, dan mudah diakses, khususnya bagi pasien pasca rawatan kebidanan.
Direktur RSUD Prof. H. Muhammad Yamin, dr. Herlina Nasution, M.Kes, mengatakan, inovasi tersebut selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin 3, yaitu memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan semua orang di segala usia.
“Target SDGs untuk AKI adalah di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB di angka 12 per 1.000 kelahiran hidup pada 2030. Indonesia masih memiliki PR besar untuk mencapainya,” ujarnya.
Berdasarkan data Maternal Perinatal Death Notification (MPDN) 21 September 2021, tiga penyebab kematian ibu terbesar di Indonesia adalah eklampsia (37,1%), perdarahan (27,3%), dan infeksi (10,4%), dengan 84 persen kematian terjadi di rumah sakit.
Untuk kematian bayi, penyebab utama adalah berat badan lahir rendah (29,21%), asfiksia (27,44%), dan infeksi (5,4%), dengan 92,41 persen kematian juga terjadi di rumah sakit.
“Data itu menunjukkan bahwa penanganan tidak berhenti di rumah sakit saja. Pasca pulang, ibu dan bayi tetap berisiko mengalami kondisi darurat dan sering kali pasien tidak tahu harus berbuat apa,” kata Herlina.
Melihat permasalahan tersebut, Direktorat Pelayanan RSUD Prof. H. M. Yamin menggagas ide untuk tetap memantau kondisi pasien setelah pulang. Dari diskusi internal, lahirlah inovasi JeKPOT, yakni layanan konsultasi jarak jauh via telepon atau aplikasi pesan singkat, disertai edukasi dan pemberian leaflet saat pasien pulang.