PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Bagi banyak pasien kanker, menjalani pengobatan bukan hanya soal menghadapi sakit fisik. Ada rasa takut, kesepian dan keraguan yang kerap muncul sepanjang perjalanan terapi.
Di tengah kondisi itu, RSUD Prof. H. Muhammad Yamin, SH menghadirkan sebuah ruang baru bernama Komunitas Peduli Kanker (KOMPAK), tempat pasien dan keluarga bisa saling menguatkan.
Direktur RSUD Prof. H. Muhammad Yamin, SH, dr. Herlina Nasution, M.Kes menyebut, kehadiran komunitas ini berangkat dari keresahan atas tingginya kasus kanker di Sumatera Barat (Sumbar). Berdasarkan data Riskesdas, prevalensi kanker nasional meningkat dari 1,4 per 1000 penduduk pada 2013 menjadi 1,79 per 1000 pada 2018. Di Sumbar sendiri angkanya mencapai 2,4 per 1000, tertinggi kedua di Indonesia.
“Di RSUD Prof. H. Muhammad Yamin, SH sejak 2018 hingga 2022 sudah tercatat 416 kasus kanker. Angka ini bukan sekadar statistik. Di baliknya ada wajah-wajah yang harus berjuang setiap hari dan banyak dari mereka merasa sendirian,” ujar dr. Herlina.
Bagi sebagian pasien, ketakutan sering membuat mereka menunda pemeriksaan, bahkan memilih pengobatan alternatif yang tidak terbukti efektif. Padahal, kata dr. Herlina, deteksi dini bisa menyelamatkan banyak nyawa. “Masih banyak yang takut datang ke rumah sakit. Ada juga yang berhenti di tengah jalan karena merasa lelah dan tidak ada yang mendampingi,” katanya.
Berangkat dari kondisi itu, tim RSUD Prof. H. Muhammad Yamin, SH menggelar serangkaian diskusi dengan pasien dan keluarga. Mereka mencari apa yang paling dibutuhkan: informasi yang benar, teman berbagi cerita dan dukungan emosional. Dari situlah lahir ide menghadirkan komunitas khusus yang bisa menjadi rumah kedua bagi mereka.
“Pasien kanker tidak hanya membutuhkan obat dan tindakan medis. Mereka butuh teman yang bisa memahami, mendengarkan dan memberikan semangat,” kata dr. Herlina.
KOMPAK kemudian resmi dibentuk sebagai wadah yang mempertemukan pasien, keluarga, penyintas, relawan dan pemerhati kanker. Di sini mereka bisa saling berbagi pengalaman, saling memberi dukungan, sekaligus mendapatkan edukasi tentang pencegahan, deteksi dini, hingga pengobatan kanker.
Sejak diluncurkan, keberadaan KOMPAK langsung terasa manfaatnya. Pasien mulai lebih terbuka menceritakan kondisi mereka, keluarga merasa tidak sendiri, dan jumlah pasien yang menjalani terapi tepat waktu pun meningkat.