Bagi ibu hamil, keberadaan sistem ini memberi rasa aman lebih. Mereka tahu ada petugas yang memantau dan siap memberikan tindak lanjut jika terjadi gejala berbahaya. “Selain menekan angka kegawatdaruratan, JAMILA RESTI juga meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan pasien,” ujar dr. Herlina.
Hasilnya mulai terlihat. Jumlah kegawatdaruratan ibu hamil risiko tinggi di RSUD Pariaman menurun dari 189 kasus pada 2022, menjadi 145 kasus pada 2023, dan kembali turun ke 112 kasus pada semester pertama 2024.

Lebih dari sekadar data, JAMILA RESTI juga menghadirkan cerita harapan. Seorang ibu di Pariaman misalnya, berhasil melewati masa kehamilan yang berisiko tinggi berkat pemantauan intensif melalui program ini. “Kita berharap keberhasilan ini bisa direplikasi di rumah sakit lain agar manfaatnya lebih luas,” tutur dr. Herlina. (*)