Manfaat lain yang dirasakan rumah sakit adalah percepatan proses klaim BPJS. Dengan validasi dan pengkodean standar, tingkat persetujuan klaim meningkat hingga 85 persen. Waktu verifikasi klaim yang tadinya butuh 3–5 hari, kini bisa selesai hanya dalam 1–2 hari.
Tak hanya berdampak pada keuangan, sistem ini juga memperkuat koordinasi antar-departemen. Melalui kolaborasi real-time, tenaga medis bisa mengakses dan memperbarui data bersama dari berbagai perangkat. Hal ini, kata Herlina, mempercepat pengambilan keputusan, khususnya untuk pasien dengan kondisi kompleks.
Dari sisi biaya, penggunaan sistem berbasis cloud juga lebih hemat dibandingkan pengembangan software rumah sakit konvensional. RSUD Prof. M. Yamin mencatat, biaya operasional IT berkurang hingga 60 persen, sementara kebutuhan tenaga administrasi menurun hingga 40 persen.

“Dengan efisiensi ini, sumber daya bisa dialihkan untuk pelayanan langsung kepada pasien, termasuk peningkatan fasilitas medis,” ujar Herlina.
Ia berharap, SIAP-GOESH bisa menjadi contoh transformasi digital yang berkelanjutan di sektor kesehatan, khususnya rumah sakit daerah.
“Inovasi ini bukan hanya soal teknologi, tapi soal bagaimana kita bisa memberikan pelayanan yang lebih cepat, lebih tepat, dan lebih manusiawi bagi masyarakat,” tuturnya. (*)