Meskipun gula dan madu biasanya kurang diproses, keduanya tetap merupakan sumber gula terkonsentrasi yang dapat berdampak negatif pada bayi, kata Perumal.
Memperkenalkan makanan manis sejak dini dapat membentuk preferensi rasa manis pada bayi, yang berpotensi menyebabkan pola makan yang tidak memadai di kemudian hari dan penyakit kronis (obesitas, diabetes, gigi berlubang).
Saat bayi berusia enam bulan, orang tua dapat mulai memberikan berbagai makanan yang secara alami lezat dan bergizi seperti buah-buahan yang manis alami seperti pisang tumbuk, bubur apel, pepaya, mangga, sawi, dan pir, yang juga menawarkan vitamin penting.
Sayuran dengan nutrisi penting dan rasanya manis, sehingga mudah diterima, biji-bijian seperti beras, ragi, suji, gandum, dan gandum pecah yang dapat dimasak hingga lunak dan dicampur dengan ASI atau susu formula untuk menambah rasa.
Kacang-kacangan dan lentil tanpa garam yang merupakan sumber protein dan zat besi yang baik, serta lemak sehat ghee, alpukat, atau bubuk kacang (setelah menyingkirkan alergi) membantu memenuhi kebutuhan energi.
“Apa yang mungkin terasa tawar dan tawar bagi lidah orang dewasa, sebenarnya seimbang dan pas untuk bayi. Tahap bayi sangat penting untuk mengembangkan kesehatan jangka panjang, kekebalan tubuh, dan preferensi makanan. Tidak memberi garam, gula, gula aren, atau madu bukanlah kompromi, melainkan melindungi perkembangan organ bayi,” kata Perumal. (*)