PADANG, HARIANHALUAN.ID – Banyaknya pasien cuci darah pada anak marak diperbincangkan akhir-akhir ini. Ketua IDAI Sumbar, Dr.dr. Finny Fitry Yai, SpA(K) menyebutkan saat ini terdapat sekitar 10 anak yang aktif menjalani cuci darah di RS M Djamil dan di rumah sakit daerah di Sumatera Barat.
Namun demikian dr. Finny menyebut orang tua tidak perlu cemas, sebab jumlah tersebut tidak bertambah signifikan dari tahun sebelumnya.
“Jumlah ini tidak bertambah signifikan dari tahun-tahun sebelumnya. Penambahan jumlah dikaitkan dengan ketersediaan mesin yang saat ini sudah bisa untuk anak dengan berat badan paling kecil sekitar 8 kg atau usia sekitar 10 bulan,” tuturnya saat dihubungi Haluan, Selasa (30/7).
dr. Finny mengatakan peningkatan gaya hidup mengkonsumsi makanan dengan bahan tambahan pangan memang meningkat seiring munculnya berbagai jenis makanan kemasan. Makanan yang praktis dan dijual dengan harga yang murah.
Namun belum ada laporan ilmiah yang menghubungkan secara langsung gaya hidup ini dengan kejadian gagal ginjal pada anak.
“Pengaruhnya terjadi untuk keseluruhan fungsi tubuh anak secara umum begitu pula dengan dewasa. Karena untuk munculnya penyakit ada multi faktor yang mendasari dari kelainan tubuh sendiri ataupun dari lingkungan,” tuturnya.
Anak membutuhkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh kembang sesuai dengan kebutuhan kalori harian. Orang tua diharapkan dapat bijak memilih jenis makanan yang baik untuk anak.
“Orang tua harus pandai membaca label kandungan nutrisi yang ada pada makanan kemasan,” ucapnya.
Pada beberapa makanan kemasan jelas ditulis tidak untuk ibu hamil, ibu menyusui dan anak dibawah usia 5 tahun.
“Artinya ada kandungan pada makanan tersebut yang akan berdampak pada kesehatan anak dalam 1000 hari pertama kehidupan yaitu sejak kehamilan hingga usia 2 tahun,” katanya.
Pemerintah mendorong agar setiap rumah tangga dapat kembali mengonsumsi pangan lokal yang sehat dan bergizi yang minim mengandung bahan tambahan pangan.
Adapun kejadian gagal ginjal pada anak bisa terjadi dari rentang usia 0-18 tahun. Tergantung dari penyebab gagal ginjal tersebut.
“Untuk layanan cuci darah sendiri saat ini kita di RS M Djamil bisa melayani cuci darah dengan mesin (hemodialisis) pada anak usia paling muda 10 bulan dengan berat badan sekitar 8-10 kg. Di RS Unand kita bisa mengerjakan cuci darah melalui selang di membran perut (dialisis peritoneal) untuk usia 5 bulan dengan berat 5 kg,” jelasnya.
Penyebab terbanyak kelainan bawaan ginjal dan saluran kemih, peradangan ginjal dan sindrom nefrotik (kebocoran protein di urin). (*)