PADANG PANJANG, HARIANHALUAN.ID- Berdasarkan data e-PPBGM, prevalensi stunting Padang Panjang cukup baik. Pada Januari 2024 pada angka 13,71 persen, sementara Agustus 2024 berada pada 10,57 persen.
Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2021 angka stunting Padang Panjang tercatat 20 persen. Tahun 2022 pada angka 16,8 persen, tahun 2023 pada 15,8 persen yang merupakan terendah ke-2 di Sumbar.
“Data yang digunakan secara nasional adalah data SKI. Jika kita mengacu pada data SKI, maka telah terjadi penurunan kasus stunting Padang Panjang sebanyak 1 persen dari 16,8 persen tahun 2022 menjadi 15,8 persen tahun 2023,” ucap Penjabat (Pj) Wali Kota, Sonny Budaya Putra dalam acara Diseminasi Hasil Pengukuran dan Publikasi Data Stunting di Hall Lantai III Balai Kota, Senin (9/9/2024).
Padang Panjang sebutnya, masih perlu melakukan beberapa upaya, karena belum memenuhi target nasional, yang diperlukan aksi dan hasil dari kinerja yang telah dilakukan.
“Satu tahun kita hanya bisa menurunkan 1 persen, untuk itu perlu upaya kita dua kali lipat ditahun ini. Mari kita bahu-membahu menurunkan angka stunting. Ini tugas kita bersama,” pungkasnya.
Sementara itu Kepala Dinkes, dr. Faizah menyampaikan, aksi ketujuh yang dilakukan ini sebagai upaya dalam menekan angka stunting. Dinkes sebagai penanggung jawab aksi ketujuh ini.
“Aksi ketujuh inilah yang akan memperlihatkan sebaran data yang telah kita lakukan dari semua aksi,” sebutnya.
Berdasarkan data hasil evaluasi semester I Kemendagri untuk Kota Padang Panjang, tambah Faizah, data catin masih berada diangka 63, 02 persen, pantauan balita 89,3, ibu hamil 58,1 persen, serta keluarga beresiko stunting 74,76 persen. (*)