Senyum bahagia terlihat di wajah Hasril saat menerima bantuan kaki palsu dari Angkasa Pura II melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Peduli, Jumat (6/9). Hasril berharap kaki palsu ini dapat membantu aktivitasnya.
Hasril merupakan warga Nagari Andaleh Baru Bukik, Kecamatan Sungayang, Kabupaten Tanah Datar. Hasril mengalami kecelakaan kerja hingga terpaksa harus merelakan kaki kirinya diamputasi.
“Kecelakaan kerja di kebun orang mengambil upah. Ketika kerja menggunakan gergaji mesin (sinso) tertimpa kayu,” ujar bapak 55 tahun itu, di Selasar Terminal Baru Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Kabupaten Padang Pariaman.
Sejak itu, tepatnya 2011 sampai sekarang Hasril setiap harinya menggunakan kaki palsu sebagai alat bantu berjalan. Dia mengaku sering kali berdiam diri meratapi hidup karena tidak bisa lagi bekerja untuk menghidupi keluarga.
“Kecelakan kerja di tahun 2011. Waktu kejadian sempat saya bawa pulang mencoba untuk diobati di rumah. Namun, selama 6 bulan lamanya daging kaki sudah mulai habis karena putus urat jantung betis, tidak mau sehat lagi. Akhirnya di amputasi,” katanya menceritakan kepada haluan.
Meski sudah menggunakan kaki palsu, dirinya harus tetap berlatih untuk membiasakan diri berjalan dengan menggunakan kaki palsu. Meski begitu, ia tetap berterima kasih pada orang yang sudah membantunya membuatkan kaki palsu.
Kali ini, Hasril ke dua kalinya mendapatkan bantuan dari Angkasa Pura II (Injorney group) berupa kaki palsu. Ia tampak antusias sampai langsung mencobanya, dan mengaku sangat bahagia bisa melanjutkan langkah dengan kaki palsu dari bantuan ini.