TANAH DATAR, HARIANHALUAN.ID- Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Tanah Datar Arry Yuswandi mengakui masih kurangnya pemahaman dan simpang siurnya informasi terkait vaksin.
“Pertarungan informasi terkait vaksin masih saja terjadi, saat ini di Sumatera Barat masih banyak kelompok masyarakat yang anti vaksin dengan berbagai dalih seperti produk non muslim ditambah lagi filosofi Sumatera Barat, Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) sementara vaksin ini diproduksi biofarma,” ucapnya.
Hal itu dikatakan Pjs. Bupati Tanah Datar Arry Yuswandi ketika kunjungan kerja ke PT. Biofarma Jalan Pasteur Nomor 28 Pasteur Kecamatan Sukajadi Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (16/10).
Arry Yuswandi menyebut terkait program imunisasi wajib tantangan Dinkes cukup berat karena Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) di Tanah Datar masih 35 persen di triwulan IV dan itu sudah jor-joran sementara waktu tinggal dua bulan dan vaksin dari BCG ngak mungkin langsung ke vaksin campak.
“Mudah-mudahan dengan adanya kunjungan kerja ini ke biofarma akan dapat informasi yang dapat diluruskan kepada masyarakat, MUI sebenarnya juga diikutsertakan namun karena sesuatu lain hal ngak bisa ikut,” ujar Arry.
Dijelaskan Arry juga bahwa biofarma merupakan perusahaan vaksin terbesar di Asia Tenggara, dan informasi ini juga perlu disampaikan kepada masyarakat bahwa Indonesia pun sudah bisa memproduksi vaksin dan juga sudah diekspor malah.
Sebelumnya Taufik Wilmansyah Kepala Divisi Manajemen Produksi dan Distribusi Biofarma menyampaikan jika Biofarma merupakan pabrik vaksin yang sudah cukup tua berdiri semenjak 6 Agustus 1890 di Rumah Sakit Militer Weltevreden Batavia yang saat ini berubah fungsi menjadi Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta.
“Kita memproduksi vaksin tidak hanya nasional namun juga mensuport global dan sudah mengekspor ke lebih dari 150 negara didunia terutama product vaksin polio dan terakhir telah melaunching vaksin novel oral polio dan merupakan yang pertama kali di dunia,”ucapnya.
Taufik juga menyebut dalam waktu dekat WHO juga akan melakukan inspeksi ke biofarma hal ini juga dikarenakan biofarma telah mengekspor vaksin produk dalam negeri keberbagai negara dibelahan dunia. (*)