Konsumsi vitamin C dan bromelain dalam jumlah tinggi yang terkandung dalam nanas juga berpotensi menyebabkan diare, perdarahan menstruasi berlebihan dan ruam kulit. Agar pencernaan tidak terganggu, sebaiknya nanas dikonsumsi saat asam lambung dalam kadar normal.
- Makan nanas berlebihan
Orang yang rentan terhadap gula darah tinggi atau penderita diabetes juga tidak dianjurkan makan nanas, terutama dalam porsi berlebihan. Pasalnya, nanas dapat dapat meningkatkan kadar gula darah karena mengandung glukosa dan sukrosa, dikutip dari Domestic Fits.
- Makan nanas saat sedang mengonsumsi antibiotik
Rasa nyeri dada, mimisan, menggigil, demam atau pusing setelah makan nanas dapat menandakan adanya interaksi nanas dengan obat-obatan tertentu. Hal ini terjadi karena bromelain dalam nanas dapat meningkatkan penyerapan antibiotik tertentu, seperti amoksisilin dan tetrasiklin.
Jika dibiarkan, ini menyebabkan risiko serius bagi tubuh. Orang yang mengonsumsi obat-obatan tertentu atau rentan terhadap tekanan darah tinggi juga sebaiknya tidak terlalu sering mengonsumsi nanas.
- Alergi lateks
Orang dengan alergi lateks lebih berpotensi mengalami alergi terhadap beberapa jenis buah, termasuk pisang, tomat dan nanas. Sensasi geli pada tenggorokan atau bibir bengkak setelah makan nanas menandakan reaksi alergi terhadap buah tersebut.
Alergi ini dipicu kemampuan nanas melembutkan serat otot. Karena itu, orang dengan alergi ini dianjurkan menghindari konsumsi nanas.
- Pemilik mulut yang tidak bersih
Sifat asam nanas bisa memicu proses kimia dalam mulut saat dikonsumsi. Orang yang tidak menjaga kebersihan mulutnya dengan baik, dianjurkan tidak mengonsumsi nanas berlebihan.