HARIANHALUAN.ID – Meningkatkan kompetensi dokter, Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) Cabang Padang melaksanakan simposium dan workshop. Workshop tersebut berjudul 1st Padang Dermatology, Venereology, and Aesthetic (PADEVA) Meeting dengan mengangkat tema “Penyakit Infeksi di Bidang Dermatologi” pada Minggu (27/10).
Ketua Perdoski Cabang Padang, Dr. Irdawaty Izrul, Sp.DVE, FINSDV, FAADV mengatakan, bahwa kegiatan ini untuk meningkatkan kompetensi dokter di fasilitas kesehatan layanan primer dalam mendiagnosis. Selain itu juga menatalaksana kasus-kasus infeksi sesuai standar kompetensi dokter Indonesia.
“Sehingga dapat diaplikasikan saat praktik sehari-hari agar tidak terjadi keterlambatan dalam diagnosis dan penatalaksanaan, khususnya kasus-kasus infeksi pada kulit,” ujarnya, Rabu (30/10).
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, dr. Lila Yanwar, MARS membahas tentang gambaran dan tantangan penyakit dermatologi infeksi di Wilayah Sumatera Barat. Di samping itu, Deputi Direksi Wilayah BPJS Kesehatan II yang diwakili oleh Kepala BPJS Kota Padang dr. Fauzi Lukman Nurdiyansyah, MM juga ikut memaparkan materi berjudul Pengaruh Implementasi Kebijakan Program Jaminan Kesehatan Terhadap Kualitas Pelayanan Penyakit Dermatologi Infeksi di Layanan Primer/ PPK I.
Ketua IDI wilayah Sumatera Barat, yang diwakili oleh Sekretaris IDI Wilayah yaitu dr. Syukri Rahman, Sp THT, BKL(K) FICS, FACS menyampaikan bahwa kegiatan ilmiah ini sangat penting dilakukan mengingat dari 144 diagnosis yang menjadi kompetensi dokter umum di fasilitas kesehatan layanan primer. 44 diantaranya merupakan kasus kulit yang harus diselesaikan di PPK I tanpa perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut.
“Kami berharap kegiatan serupa dapat dilaksanakan berkelanjutan setiap tahunnya,” ujarnya.
Pembicara pada kegiatan ini adalah para Dokter Spesialis Dermatologi, Venereologi dan Estetika yang bertugas di wilayah Sumatra Barat dengan judul-judul materi mengenai Etik dan Medikolegal, Infeksi Virus pada Kulit, Infeksi Tuberkulosis Kutis dan Kusta, Infeksi Jamur Kulit, dan Infeksi Parasit Kulit.
Berdasarkan laporan ketua panitia yaitu dr. Yenny Raflis, Sp.DVE, FINSDV, jumlah peserta sebanyak 241 orang yang terdiri dari peserta luring dan daring. Peserta luring dihadiri oleh dokter-dokter umum dari fasilitas kesehatan layanan primer dan RS pemerintah/swasta, yang berasal dari berbagai daerah dan provinsi di Indonesia seperti Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, bahkan ada yang berasal dari Kalimantan Timur.
“Selain itu juga diikuti oleh mahasiswa kedokteran dan dokter spesialis lainnya,” ucapnya.
Sedangkan peserta daring dihadiri oleh dokter umum dan dokter spesialis dermatologi, venereologi, dan estetika seluruh Indonesia mulai dari Aceh sampai ke Papua Barat. Workshop dilakukan secara luring dengan judul Modern Wound Dressing dan Pencegahan Kecacatan pada Kusta.
Acara ini juga melibatkan beberapa perusahaan farmasi dan alat kesehatan yang terkait dengan kasus-kasus infeksi kulit sesuai dengan materi simposium. (h/win)