PADANG, HARIANHALUAN.ID- Memaknai Isra’ Mi’raj Menurut Ulama Kondang IndonesiaIsra’ Mi’raj adalah peristiwa penting dalam sejarah umat Islam yang diperingati setiap tahun pada tanggal 27 Rajab.
Pada peristiwa ini, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan malam dari Masjid al-Haram di Makkah menuju Masjid al-Aqsa di Yerusalem (Isra’), lalu naik ke langit untuk menerima wahyu langsung dari Allah (Mi’raj).
Ulama-ulama kondang Indonesia sering memberikan tafsiran yang mendalam mengenai makna peristiwa ini dalam kehidupan umat Islam.
Menurut KH. Ma’ruf Amin, mantan Rais Aam PBNU dan Wakil Presiden Republik Indonesia, peristiwa Isra’ Mi’raj mengandung pelajaran penting tentang keutamaan shalat.
Ia menekankan bahwa pada saat Nabi Muhammad SAW melakukan Mi’raj, shalat diwajibkan langsung oleh Allah sebagai ibadah yang harus dilakukan umat Islam setiap hari. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya shalat sebagai tiang agama yang dapat mendekatkan diri kepada Allah.
Ustaz Abdul Somad juga memberikan pandangannya tentang Isra’ Mi’raj. Ia menyatakan bahwa peristiwa ini merupakan simbol perjalanan spiritual seorang hamba menuju kedekatannya dengan Tuhan.
Ustaz Somad mengingatkan umat Islam untuk tidak hanya memperingati Isra’ Mi’raj dengan acara seremonial, tetapi juga dengan meningkatkan kualitas ibadah dan ketakwaan kepada Allah.
Dalam pandangannya, Isra’ Mi’raj mengajarkan umat Islam untuk terus berusaha memperbaiki diri dan lebih mendekatkan diri kepada Allah dalam setiap aspek kehidupan.
Selain itu, Buya Yahya, seorang ulama asal Cirebon, menekankan pentingnya peristiwa ini sebagai pengingat akan kekuatan dan keagungan Allah SWT.
Buya Yahya menjelaskan bahwa Mi’raj mengajarkan umat Islam untuk tidak terbatas pada pandangan duniawi, tetapi juga untuk menembus batas-batas fisik dan spiritual dalam mencari ridha Allah.
Mi’raj, menurut Buya Yahya, merupakan perjalanan yang tidak hanya terjadi secara fisik, tetapi juga secara ruhani.Prof. Dr. KH. A. Mustofa Bisri (Gus Mus) menambahkan bahwa Isra’ Mi’raj mengajarkan pentingnya nilai spiritualitas dalam kehidupan sehari-hari.
Gus Mus sering mengingatkan umat Islam untuk tidak terjebak dalam kehidupan materialistis yang hanya mengejar hal-hal duniawi. Melalui peristiwa Isra’ Mi’raj, umat Islam diajak untuk lebih fokus pada kehidupan akhirat dan mencari kedamaian batin dalam ibadah kepada Allah.
Peringatan Isra’ Mi’raj, menurut ulama-ulama kondang Indonesia, seharusnya tidak hanya menjadi momentum untuk memperingati sejarah, tetapi juga untuk merefleksikan dan meningkatkan kualitas spiritualitas umat Islam.
Hal ini menjadi pengingat bahwa setiap individu harus terus berusaha memperbaiki ibadah dan memperkuat ketakwaannya kepada Allah. (*)