PADANG, HARIANHALUAN.ID — Kepedulian terhadap kesejahteraan kucing jalanan di Kota Padang semakin meningkat. Berbagai komunitas pecinta hewan serta individu secara aktif terlibat dalam aksi penyelamatan, perawatan, hingga program sterilisasi untuk menekan populasi kucing liar yang terus bertambah.
Salah satu komunitas yang gencar melakukan upaya ini adalah Komunitas Peduli Kucing Padang (KPKP). Komunitas ini tidak hanya terlibat dalam sterilisasi kucing jalanan, tetapi juga berperan dalam memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya sterilisasi, kesejahteraan hewan, serta hak-hak kucing yang sering terabaikan.
Komunitas Peduli Kucing Padang saat ini tengah menjalankan program sterilisasi subsidi, yang bertujuan untuk membantu masyarakat maupun individu penyayang kucing yang ingin menekan pertumbuhan populasi kucing liar. Program ini hadir sebagai solusi terhadap mahalnya biaya sterilisasi yang pasca-pandemi meningkat signifikan, berkisar antara Rp500.000 hingga Rp800.000 per ekor.
Menurut salah satu anggota KPKP, Zulia Yandani, sebelum pandemi COVID-19, pemerintah sempat mendukung program sterilisasi dengan biaya gratis. Namun, sejak program tersebut dihentikan, populasi kucing jalanan kembali mengalami lonjakan yang cukup drastis.
“Kami saat ini fokus pada bansos steril, terutama untuk kucing-kucing yang sering melahirkan di lokasi tertentu, seperti Masjid Raya Padang. Setelah disterilkan, kucing-kucing ini akan diberi tanda khusus di telinganya agar mudah dikenali,” ujar Zulia Yandani yang akrab disapa Lia, kepada Haluan Jumat (7/2) di Padang.
Komunitas yang beranggotakan ratusan orang dari berbagai latar belakang, termasuk wartawan, dokter, hingga polisi, juga berencana melakukan audiensi dengan Pemerintah Kota Padang. Mereka ingin mendorong agar ada program sterilisasi subsidi yang difasilitasi oleh pemerintah, dengan target jumlah kucing yang bisa disterilkan setiap tahunnya.
Selain menjalankan program sterilisasi, Komunitas Peduli Kucing Padang juga kerap terlibat dalam berbagai aksi penyelamatan dan advokasi kesejahteraan hewan. Lia mengungkapkan bahwa komunitas ini pernah terlibat dalam kasus viral di Padang, di mana seekor kucing diberi minuman keras oleh warga setempat. Komunitasnya bahkan turut mendampingi proses hukum hingga persidangan sebagai saksi perwakilan pecinta kucing.
“Kasus tersebut menjadi salah satu contoh bahwa kesadaran masyarakat terhadap kesejahteraan hewan masih perlu ditingkatkan. Kami berharap kejadian serupa tidak terulang, dan pelaku kekerasan terhadap hewan mendapatkan hukuman yang setimpal,” tambahnya.
Dengan meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap kucing jalanan, Komunitas Peduli Kucing Padang berharap adanya sinergi antara pemerintah, komunitas, dan masyarakat dalam mendukung program sterilisasi ini. Upaya ini tidak hanya bertujuan untuk mengendalikan populasi kucing jalanan secara manusiawi, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan bersih.
“Dengan semakin banyaknya masyarakat yang peduli terhadap kucing jalanan, harapan akan kota yang lebih ramah hewan semakin nyata. Kami terus berjuang agar kucing-kucing jalanan mendapatkan kehidupan yang lebih baik,” pungkas Lia.
Komunitas Peduli Kucing Padang terus mengajak lebih banyak orang untuk bergabung dalam gerakan ini, baik melalui donasi, adopsi, maupun partisipasi aktif dalam program sterilisasi dan edukasi yang mereka jalankan. (*)