Ketahui Penyebab Jerawat Batu: Dari Perubahan Hormon hingga Keringat

Ilustrasi (Freepik)

HARIANHALUAN.ID – Jerawat batu, atau yang dikenal juga sebagai cystic acne, adalah salah satu jenis jerawat yang paling menyakitkan dan sulit diatasi. Berbeda dengan jerawat biasa, jerawat batu terbentuk di lapisan kulit yang lebih dalam dan seringkali meninggalkan bekas yang sulit hilang. Untuk mengatasi masalah ini, penting untuk memahami penyebabnya. Artikel ini akan membahas berbagai faktor yang memicu munculnya jerawat batu, mulai dari perubahan hormon hingga keringat.

Apa Itu Jerawat Batu?

Jerawat batu adalah jenis jerawat yang muncul akibat peradangan parah pada kelenjar minyak (sebaceous glands) di kulit. Jerawat ini terasa keras, besar, dan seringkali berwarna merah atau keunguan. Karena letaknya yang dalam, jerawat batu tidak mudah dipecahkan dan membutuhkan perawatan khusus untuk mencegah infeksi dan bekas luka.

Penyebab Jerawat Batu

  1. Perubahan Hormon
    Perubahan hormon adalah penyebab utama jerawat batu, terutama pada remaja yang sedang mengalami pubertas. Hormon androgen yang meningkat dapat memicu produksi minyak berlebih, menyumbat pori-pori, dan menyebabkan peradangan. Selain itu, wanita juga sering mengalami jerawat batu akibat fluktuasi hormon selama menstruasi, kehamilan, atau menopause.
  2. Produksi Minyak Berlebih (Sebum)
    Kelenjar minyak yang terlalu aktif menghasilkan sebum (minyak alami kulit) dapat menyumbat pori-pori. Ketika pori-pori tersumbat, bakteri Propionibacterium acnes berkembang biak dan menyebabkan peradangan, yang akhirnya memicu jerawat batu.
  3. Penumpukan Sel Kulit Mati
    Sel kulit mati yang tidak terangkat dengan baik dapat menumpuk di permukaan kulit dan menyumbat pori-pori. Hal ini menciptakan lingkungan yang ideal bagi bakteri untuk berkembang, sehingga memicu jerawat batu.
  4. Bakteri dan Infeksi
    Bakteri P. acnes adalah penyebab utama peradangan pada jerawat batu. Bakteri ini berkembang biak di pori-pori yang tersumbat dan menghasilkan zat-zat yang memicu respons imun, menyebabkan pembengkakan dan rasa sakit.
  5. Faktor Genetik
    Jika orang tua atau keluarga dekat Anda memiliki riwayat jerawat batu, kemungkinan besar Anda juga rentan mengalaminya. Faktor genetik dapat memengaruhi bagaimana kulit merespons perubahan hormon dan produksi minyak.
  6. Keringat dan Kebersihan Kulit
    Keringat yang menumpuk di kulit, terutama setelah beraktivitas fisik, dapat bercampur dengan minyak dan kotoran, menyumbat pori-pori, dan memicu jerawat. Jika tidak dibersihkan dengan benar, risiko jerawat batu akan meningkat.
  7. Penggunaan Produk Skincare yang Tidak Tepat
    Produk skincare yang mengandung bahan kimia keras atau tidak sesuai dengan jenis kulit dapat mengiritasi kulit dan memperparah jerawat. Selain itu, penggunaan makeup yang berlebihan juga dapat menyumbat pori-pori.
  8. Stres
    Stres dapat memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh, termasuk meningkatkan produksi hormon kortisol. Hal ini dapat memicu produksi minyak berlebih dan memperburuk kondisi jerawat.
  9. Pola Makan Tidak Sehat
    Konsumsi makanan tinggi gula, lemak jenuh, atau produk susu berlebihan dapat memicu peradangan dan memperparah jerawat batu.

Cara Mencegah Jerawat Batu

  1. Rutin Membersihkan Wajah
    Bersihkan wajah dua kali sehari dengan pembersih yang sesuai jenis kulit untuk menghilangkan minyak, kotoran, dan sel kulit mati.
  2. Eksfoliasi Secara Teratur
    Gunakan produk eksfoliasi lembut 1-2 kali seminggu untuk mengangkat sel kulit mati dan mencegah penyumbatan pori-pori.
  3. Gunakan Produk Non-Komedogenik
    Pilih produk skincare dan makeup yang berlabel non-komedogenik, artinya tidak menyumbat pori-pori.
  4. Hindari Menyentuh Wajah
    Tangan yang kotor dapat memindahkan bakteri ke wajah, sehingga memperparah jerawat.
  5. Kelola Stres
    Lakukan aktivitas yang menenangkan seperti yoga, meditasi, atau olahraga ringan untuk mengurangi stres.
  6. Perhatikan Pola Makan
    Konsumsi makanan sehat seperti sayuran, buah-buahan, dan makanan kaya antioksidan untuk menjaga kesehatan kulit.
  7. Hindari Memencet Jerawat
    Memencet jerawat batu dapat memperparah peradangan dan meninggalkan bekas luka.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika jerawat batu tidak kunjung membaik setelah perawatan mandiri atau menyebabkan rasa sakit yang parah, segera konsultasikan ke dokter kulit. Dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan seperti antibiotik, retinoid topikal, atau terapi hormon untuk mengatasi jerawat batu secara efektif.

Jerawat batu adalah masalah kulit yang serius dan dapat memengaruhi kepercayaan diri. Dengan memahami penyebabnya, seperti perubahan hormon, produksi minyak berlebih, dan kebersihan kulit, kita dapat mengambil langkah pencegahan yang tepat. Jaga kebersihan kulit, kelola stres, dan konsultasikan dengan dokter jika diperlukan. Ingat, perawatan yang konsisten dan tepat adalah kunci untuk mengatasi jerawat batu dan mendapatkan kulit yang sehat.(*)

Exit mobile version