PADANG, HARIANHALUAN.ID- Lingkungan kerja ideal seharusnya mendukung pertumbuhan karier dan menjaga kesejahteraan mental karyawan. Namun, tidak semua tempat kerja mencerminkan hal tersebut.
Beberapa justru beracun alias “toxic”, yang dapat berdampak negatif bagi kesehatan mental dan produktivitas.
Berikut adalah sejumlah ciri umum dari lingkungan kerja yang toxic:
1. Komunikasi Buruk
Ketika informasi tidak disampaikan dengan jelas, sering terjadi kesalahpahaman antar tim, atau atasan enggan mendengarkan masukan, ini bisa menjadi tanda awal lingkungan yang tidak sehat.
2. Minimnya Apresiasi dan Penghargaan
Jika kerja keras jarang diakui, bahkan ketika hasilnya baik, karyawan bisa merasa tidak dihargai, yang berdampak pada motivasi dan kinerja.
3. Beban Kerja Berlebihan
Ekspektasi yang tinggi tanpa dukungan memadai dapat menyebabkan kelelahan dan stres berkepanjangan.
4. Atasan Otoriter dan Tidak Transparan
Gaya kepemimpinan yang menekan, tidak terbuka terhadap masukan, serta kerap menyalahkan bawahan tanpa dasar kuat menciptakan suasana kerja penuh tekanan.
5. Politik Kantor yang Mendominasi
Lingkungan yang dipenuhi gosip, intrik, atau saling menjatuhkan demi kepentingan pribadi menunjukkan lemahnya etika kerja tim.
6. Tingginya Tingkat Turnover Karyawan
Banyak karyawan yang keluar dalam waktu singkat bisa menjadi sinyal bahwa ada masalah mendalam dalam budaya organisasi.
7. Senior Mengintervensi Pekerjaan Junior Secara Tidak Profesional
Salah satu ciri lingkungan kerja yang toxic menurut psikolog industri, Dr. Rika Andriani, adalah ketika senior kerap mencampuri atau mengubah hasil kerja junior tanpa diskusi terbuka.
“Ketika senior tidak memberi ruang tumbuh bagi junior dan justru mengontrol secara berlebihan, itu bukan mentoring—itu bentuk dominasi yang menghambat pengembangan kompetensi,” jelasnya.
8. Senior Mencari-Cari Kesalahan di Depan Umum
Masih menurut Dr. Rika, tindakan memarahi atau mempermalukan karyawan di depan rekan kerja menunjukkan kegagalan dalam membangun komunikasi yang sehat.
“Pola ini bukan hanya mempermalukan individu, tapi juga menciptakan budaya kerja berbasis ketakutan. Dalam jangka panjang, hal ini akan menurunkan moral tim secara keseluruhan,” tambahnya.
Mengenali ciri-ciri ini penting agar karyawan bisa mengambil langkah tepat—baik dengan menyuarakan masalah secara profesional, mencari dukungan internal, atau mempertimbangkan opsi karier yang lebih sehat. (*)