PADANG PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID- Anak-anak masa prasekolah mempunyai permasalahan perilaku yang cenderung mengekspresikan kemarahan mereka dengan tidur di lantai, meronta-ronta, berteriak dan biasanya menahan napas. Perilaku itu disebut tantrum.
Jika anak sudah tantrum, biasanya orang tua pun ikut pusing menanganinya. Namun, menurut Dokter Anak RSUD Padang Pariaman, dr. Tri Tunggal Malahayati, Sp.A tantrum adalah bersifat alamiah, terutama pada anak yang belum bisa menggunakan kata dalam mengungkapkan rasa frustrasi mereka.
Tantrum ini merupakan suatu ledakan emosi kuat sekali, disertai rasa marah, serangan agresif, menangis, menjerit-jerit, menghentak-hentakkan kedua kaki dan tangan ke lantai atau tanah.
Perilaku tantrum secara umum diartikan sebagai perilaku agresif yang dilakukan oleh seorang anak untuk keluar dari kondisi ketidaknyamanannya (deprivasi).
Ia menyampaikan, Tantrum adalah perilaku yang normal pada anak yang berusia 15 bulan sampai 6 tahun, biasanya terjadi pada anak yang aktif dengan energi berlimpah.
Tantrum juga lebih mudah terjadi pada anak-anak yang dianggap sulit, denganciri-ciri memiliki kebiasaan tidur, makan dan buang air besar tidak teratur, sulit menyesuaikan diri dengan situasi, makanan dan orang-orang baru.
“Selain itu, anak lambat beradaptasi terhadap perubahan, suasana hati (moodnya) lebih sering negatif, mudah terprovokasi, gampang merasa marah ataukesal dan sulit dialihkan perhatiannya,” ujar DokterAnak Tri Tunggal Malahayati, kepada Haluan, Jumat (20/9).