FLORES TIMUR, HARIANHALUAN.ID – Deru mesin pemotong baja ringan dan mesin pengaduk semen menyambut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dr. Suharyanto S.Sos., M.M., ketika datang meninjau pembangunan hunian sementara (huntara) yang sedang dikerjakan oleh 200 prajurit TNI di Desa Konga, Kecamatan Titihena, Kabupaten Flores Timur, Rabu (4/12).
Untuk kesekian kalinya, Letjen TNI Dr. Suharyanto S.Sos., M.M., kembali hadir di Flores Timur. Kali ini, kehadiran orang nomor satu di BNPB itu untuk memastikan upaya pemerintah dalam fase pemulihan pascaerupsi Gunungapi Lewotobi Laki-Laki dapat berjalan sesuai yang diharapkan.
Dalam peninjauan itu, Kepala BNPB mengaku senang melihat para prajurit TNI AD dari satuan Kodam IX/Udayana Batalyon Zeni Tempur 18/YKR yang ditugasi membangun huntara untuk 2.100 KK itu kompak melaksanakan tugasnya. Jika dihitung, sudah 10 hari para prajurit ini menjalankan misinya mulai dari pembukaan lahan, pencarian material hingga mulai proses pembangunan.
Dalam kurun waktu tersebut, mulai terlihat perkembangan signifikan dari progres pembangunan huntara ini. Para personel kini sudah memulai proses pengecoran, pembuatan rangka, pemasangan atap dan dinding serta sarana yang lainnya.
Sebelumnya, Kepala BNPB juga memberikan motivasi kepada para prajurit agar lebih kompak dan memberikan keyakinan kepada mereka bahwa apa yang dilakukan sekecil apapun itu adalah untuk masyarakat Indonesia dan bagi dirinya sendiri. Kepala BNPB juga berharap semoga solidaritas antara masyarakat dengan prajurit TNI dapat terjalin lebih erat dan memberikan pengaruh positif dalam percepatan penanganan bencana, khususnya di fase pemulihan.
“Merekaa prajurit TNI, ada 200 orang, tapi statusnya adalah membantu BNPB. Sekecil apapun yang mereka perbuat itu demi masyarakat tentunya juga berguna bagi dirinya sendiri,” kata Suharyanto.
Dalam menjalankan misi ini Kepala BNPB mengaku bahwa dirinya memohon dukungan langsung kepada Panglima TNI untuk pengerahan personel demi percepatan pembangunan huntara. Tujuannya tak lain adalah agar masyarakat terdampak erupsi tidak terlalu lama tinggal di tenda pengungsian, apalagi saat ini wilayah Flores Timur sudah memasuki musim penghujan.
Di lokasi tersebut nantinya akan dibangun 420 unit rumah kopel masing-masing untuk 5 KK dengan segala fasilitas yang dibutuhkan seperti toilet, sarana air bersih, listrik dan sebagainya. Hunian sementara ini akan diutamakan bagi warga yang terdampak erupsi dan masuk dalam daftar relokasi.
Cek ke Lokasi Huntap Relokasi
Usai memastikan progres pembangunan huntara, Kepala BNPB kemudian menuju ke lokasi relokasi bagi warga terdampak di Desa Waidoko menggunakan sepeda motor jenis trail. Lokasi tersebut telah disiapkan lahan seluas 20 hektar untuk Desa Nobo dan dipastikan masuk dalam radius yang aman dari potensi bencana erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-Laki.
Sebelumnya, lokasi relokasi ini telah ditinjau oleh BNPB bersama Kementerian Perumahan dan Permukiman Indonesia dan telah disepakati untuk lahan tersebut nantinya akan dibangun hunian tetap bagi warga yang memang harus direlokasi, mengingat lokasi tempat tinggal mereka saat ini masuk dalam wilayah rawan bencana erupsi. Relokasi ini juga dilakukan atas rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) tentang kawasan rawan bencana.
Adapun hunian tetap ini akan menjadi rumah baru bagi mereka yang akan tinggal sementara di lokasi huntara. Kepala BNPB berharap proses pembangunan huntap ini dapat segera dilakukan dalam waktu dekat sehingga warga yang akan dipindahkan sementara di huntara dapat memiliki hunian baru dari pemerintah.
“Lokasi ini bagus. Kemarin sudah ditinjau juga oleh Kementerian Perumahan dan Permukiman Indonesia. Mudah-mudahan dalam waktu dekat kita sudah bisa mulai membangunnya,” tutup Suharyanto. (*)