JAKARTA, HARIANHALUAN.ID — Selasa (14/1) lalu, Yayasan Sukma Abdi Medan mengumumkan pemberian sanksi skorsing pada Haryati, guru yang menghukum murid karena menunggak Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP).
Merespon kasus itu, Bukik Setiawan, ketua Guru Belajar Foundation (GBF) mempertanyakan pengelolaan manajemen yayasan. Pasalnya, urusan administrasi seperti pembayaran SPP seharusnya bukan ranah guru.
“Muara persoalan ini adalah tata kelola satuan pendidikan. Penagihan SPP bukan tanggungjawab guru. Guru bertanggungjawab mendidik murid, bukan mengelola keuangan,” kata Bukik.
Bukik menduga adanya tekanan dari pihak yayasan yang mendorong guru untuk ikut bertanggung jawab atas keterlambatan pembayaran SPP murid, yang pada akhirnya membuat guru memberikan tekanan kepada murid.
Dugaan ini terjawab pada pernyataan Haryati yang tayang di MetroTV pada Senin (13/1). Haryati mengungkapkan, dia meminta tiga muridnya untuk menyampaikan ke orangtua agar mengambil rapor yang artinya harus melunasi SPP apabila ingin belajar.
Dua murid memutuskan untuk tidak hadir ke sekolah, sedangkan murid yang videonya viral tetap berangkat. Haryati kemudian memutuskan untuk memberi perlakuan berbeda dengan menyuruh murid tersebut belajar di lantai.
“Komunikasi agar orangtua melunasi SPP seharusnya tidak terjadi antara guru dan murid, melainkan pihak sekolah atau yayasan ke orangtua. Bukan sekolah ke guru, lalu guru ke murid, dan murid ke orangtuanya,” tegas Bukik.
“Apabila ternyata memang ada kesulitan dari pihak orang tua, manajemen sekolah atau yayasan yang mengambil langkah proaktif untuk mencari solusi. Bukan kemudian membebankan tanggung jawab ini pada guru,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Bukik mengajak guru untuk tidak mengorbankan tugas pokok untuk melaksanakan tugas tambahan. Melalui kasus ini, beban tambahan yang tidak sesuai terbukti tidak hanya mengalihkan fokus guru dari tugas pokoknya tapi juga menciptakan ketidakharmonisan guru dengan murid.
Selain itu, Bukik juga kembali menegaskan pentingnya pihak manajemen sekolah untuk membedakan tugas pengajaran dan administrasi yang tidak ada kaitannya dengan guru.
Sekolah perlu memastikan bahwa guru bekerja di lingkungan yang mendukung agar dapat menciptakan pembelajaran yang bermakna. Dengan demikian murid juga nyaman dan aman untuk belajar. (*)