Hasilnya dapat dirasakan dalam dua tahun terakhir ini, tidak terdapat laporan kejadian bencana banjir di Sintang.
“Dulu yang terkenal di pusat itu, banjir awal tahun itu jika Provinsi Kalimantan Barat pasti Sintang, kalau Kalimantan Tengah pasti Katingan. Ternyata dua tahun ini Sintang sudah tidak banjir”, kata Suharyanto.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antar stakeholder dalam penanggulangan bencana. Di Sintang, misalnya, langkah penanganan banjir jangka pendek hingga panjang disusun oleh pemerintah daerah bersama dengan BNPB, PUPR, KLHK, dan Bappenas dengan kegiatan pelaksanaan masterplan pengendalian banjir, peningkatan sistem dan informasi mitigasi
bencana, perluasan rehabilitasi hutan dan lahan, serta pengendalian dan pengawasan.
Sementara itu rencana aksi jangka panjang disusun bersama BNPB, PUPR, ATR-BPN, KLHK, BMKG, BPBD dan Bappenas berupa Penataan Ruang, Pemulihan SDA, Peningkatan sistem dan informasi mitigasi bencana.
“Saat ini yang dilaporkan banjir adalah daerah Sintang ke bawah, seperti Sanggau, Sekadau, Mempawah, Pontianak, hal-hal ini (pengalaman Sintang) bisa dijadikan contoh sehingga hal-hal serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari”, tutup Suharyanto. (*)