HARIANHALUAN.ID- Dikenal dengan sebutan “lubang beton”, penjara Cecot di El Salvador dihuni psikopat hingga teroris. Di penjara ini sipir selalu bertopeng agar tak dikenali. Cecot (Pusat Penahanan Terorisme) merupakan penjara dengan keamanan maksimum yang dibangun tahun 2022 lalu oleh pemerintah El Salvador untuk memenjarakan anggota berpangkat tinggi dari geng-geng utama negara tersebut.
Pemerintah El Salvador mengatakan Cecot dapat menampung hingga 40.000 tahanan. Penjara ini memiliki keamanan yang canggih – sistem pemindaian masuk, jaringan pengawasan yang luas, dan ruang senjata yang lengkap.
Cecot sendiri disebut-sebut menjadi simbol Presiden El Savador, Bukele “perang melawan gangster” yang terkenal di negara itu.Mantan anggota Subkomite PBB untuk Pencegahan Penyiksaan, Miguel Sarre menggambarkan penjara ini sebagai “lubang beton dan baja”. Hal ini mengacu pada fakta bahwa sejauh ini belum ada yang bisa dibebaskan dari penjara tersebut. Sarre memperingatkan, Cecot tampaknya digunakan untuk menyingkirkan orang tanpa secara resmi menerapkan hukuman mati.
Namun Presiden Bukele beralasan penjara ini dibuat untuk memberantas geng-geng terkenal seperti Mara Salvatrucha dan dua faksi Barrio 18 Revolucionarios dan Sureños yang selama bertahun-tahun telah menimbulkan malapetaka yang mematikan di negeri itu.
“Inilah para psikopat, teroris, pembunuh yang membuat negara kita berduka,” kata direktur pusat tersebut selama tur yang diatur dengan cermat di sel-sel yang diselenggarakan oleh pemerintah untuk media internasional. “Jangan tatap mata mereka,” sang direktur penjara, yang tidak ingin disebutkan namanya tetapi mengizinkan dirinya difilmkan, memperingatkan kita
Dilansir dari BBC, Cecot memiliki 256 sel dengan kapasitas penuh dalam desain saat ini, setiap sel akan menampung sekitar 156 tahanan.
Ranjangnya terbuat dari pelat logam tanpa kasur. Plafon atapnya adalah jaring berbentuk berlian – lubangnya memungkinkan penjaga untuk mengawasi narapidana, dan kisi-kisi jerujinya terbuat dari logam tajam untuk mencegah narapidana gantung diri di sana.
Tanpa kasur atau seprai, di penjara ini para tahanan harus berbaring di atas logam polos. Mereka memakan makanan yang diberikan – nasi, kacang-kacangan, telur rebus, atau pasta – dengan tangan mereka. “Perkakas apa pun dapat [dibentuk menjadi] senjata mematikan,” jelas sang direktur. Tidak ada yang lain di dalam tiga dinding semen sel itu selain dua wastafel untuk narapidana untuk mencuci dan dua toilet, yang harus digunakan narapidana di tempat yang terlihat oleh semua orang. (*)