JAKARTA, HARIANHALUAN.ID – Penanganan banjir dan potensi bencana susulan di wilayah Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek), BNPB telah melakukan operasi modifikasi cuaca sejak 4 Maret 2025.
Selain wilayah itu, beberapa kabupaten dan kota juga menghadapi peristiwa yang sama. Berikut ini laporan terkini mengenai kondisi dan respons bencana hidrometeorologi di sejumlah daerah.
Sebanyak 18 kecamatan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dilanda banjir dan tanah longsor pada Kamis (6/3). Dari kejadian itu, BNPB memantau rumah terdampak 120 unit, rusak berat 5 dan rusak sedang 5, serta fasilitas umum terdampak 12 unit. Tanah longsor mengakibatkan adanya 1 warga meninggal dunia dan 7 lainnya hilang. Catatan sementara warga terdampak 116 KK (204 jiwa) dan mengungsi sebanyak 31 KK (159 jiwa) di Kecamatan Ciemas. Hingga hari ini, Jumat (7/3) pihak BPBD masih melakukan pencarian korban hilang dan pemuthakiran dampak banjir dan tanah longsor.
Perkembangan terkini banjir Kabupaten Karawang pada Kamis (6/3), banjir melanda 13 desa dan 2 kelurahan di 5 kecamatan. Sebanyak 7.513 KK (21.356 jiwa) terdampak peristiwa tersebut. Sejumlah warga desa mengungsi ke tempat aman, dengan rincian 1.300 jiwa di Desa Sukamakmur, 390 jiwa, termasuk di antaranya 15 balita, di Karangligar, 98 di Telukbuyung, 38 di Telukjaya. BPBD setempat masih melakukan penanganan darurat di lokasi terdampak.
Sementara itu di wilayah Jabodetabek, BPBD dan dinas setempat masih melakukan penanganan darurat, seperti pembersihan material sampah yang terbawa banjir dan pelayanan warga yang mengungsi. Data Kamis (6/3), pengungsian teridentifikasi di Kota Bekasi, Jawa Barat, dengan jumlah 670 jiwa. Mereka tersebar di 4 titik, yaitu di Kecamatan Jatiasih dan Kecamatan Bekasi Timur.
Pengungsian juga masih terjadi di Kabupaten Bekasi. Sebanyak 4.210 jiwa berada di pengungsian terpusat, yaitu di Kecamatan Sukawangi, Kedungwaringin dan Tambun Utara.
Sedangkan di wilayah DK Jakarta, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan sudah tidak ada warga yang mengungsi.
Merespons bencana banjir di Jabodetabek, BNPB telah mengerahkan sumber daya, berupa pendampingan pimpinan kepada BPBD, pengerahan personel, peralatan, bantuan pangan dan non-pangan, serta dana operasional untuk mengefektifkan penanganan darurat. Operasi modifikasi cuaca juga dilakukan hingga 8 Maret 2025 untuk mengantisipasi bahaya susulan.
Banjir juga terjadi di wilayah Sumatra, seperti di Sumatra Selatan, Riau dan Aceh.
Banjir yang melanda Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) terjadi dua kali di waktu yang hampir bersamaan. Bencana banjir terpantau menerang wilayah pada akhir bulan Februari dan masih berlangsung hingga kemarin (6/3). Bencana dialami 12 desa di 1 kecamatan. Sebanyak 5.662 KK terdampak kejadian tersebut. Kemudian, BNPB memantau adanya banjir akibat luapan Sungai Abab pada Kamis (6/3), pukul 02.25 WIB. Banjir kali ini merendam 3 kelurahan di Kecamatan Talang. Sebanyak 211 KK terdampak genangan. BPBD setempat masih melakukan pendataan di lapangan.
Masih di Sumsel, banjir juga terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ulu pada Rabu lalu (5/3). Genangan masih terjadi di 4 kelurahan dan 1 desa di Kecamatan Baturaja Timur hingga kemarin. Total 219 KK terdampak di kecamatan ini.
Di wilayah Provinsi Aceh, banjir terjadi di Kabupaten Aceh Barat Daya, pada 5 Maret 2025 telah surut kemarin. Bencana tersebut merendam 46 desa di 8 kecamatan. Sebanyak 432 KK terdampak dan tidak ada laporan adanya korban jiwa. Sedangkan di Kabupaten Nagan Raya, sejumlah desa di 9 kecamatan terdampak bencana serupa. BPBD setempat mencatat 2.421 KK (4.935 jiwa) terpapar bencana banjir di wilayah ini. Banjir terpantau mulai surut pada Kamis (6/3).
Banjir di wilayah Provinsi Riau menyasar Kota Pekanbaru, Indragiri Hulu dan Kuantan Singingi. Di Kota Pekanbaru, banjir yang terjadi pada 4 Maret 2025 masih terpantau menggenangi sejumlah titik pada Kamis lalu (6/3). Banjir melanda 5 kelurahan di 3 kecamatan. Warga terdampak 1.239 KK (4.904 jiwa).
Di wilayah Kota Indragiri Hulu, banjir terjadi pada Kamis (6/3), pukul 06.00 WIB. Banjir melanda 2 kelurahan di 2 kecamatan. Warga terdampak sebanyak 1.217 KK (4.444 jiwa). Kondisi saat ini, tinggi muka air di wilayah terdampak masih fluktuatif.
Sedangkan di Kabupaten Kuantan Singingi, BNPB melaporkan 35 KK (140 jiwa) terdampak banjir sejak Kamis (6/3). Wilayah terdampak di Kelurahan Teluk Pauh, Kecamatan Cerenti. Kondisi genangan terpantau surut.
Menyikapi puncak musim hujan, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk waspada dan siap siaga. Penguatan rantai peringatan dini bahaya hidrometeorologi perlu diperkuat. Melalui data dan informasi peringatan dini cuaca, warga dapat mempersiapkan diri apabila harus mengamankan barang-barang di rumah atau pun evakuasi dini ke tempat yang aman. (*)