JAKARTA, HARIANHALUAN.ID – Update kejadian bencana pertama berada di wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat. Banjir yang melanda wilayah tersebut sejak Selasa (4/3) dilaporkan telah surut total. Pada Jumat (7/3) warga mulai melakukan pembersihan rumah dan juga lingkungannya masing-masing dari lumpur dan material sisa banjir.
Meski telah surut, masih terdapat beberapa warga yang mengungsi di beberapa titik pengungsian seperti di Gudang BNPB Jatiasih sebanyak 205 jiwa, Lengkak dan GPM 50 jiwa, dan Gedung PGRI di Bekasi Selatan sebanyak 29 jiwa, sehingga total warga yang masih mengungsi sebanyak 284 orang. Sementara itu, satu orang masih dilaporkan hilang atas nama Bapak Apto (L/44 Tahun).
Cuaca di lapangan dilaporkan cerah berawan. BNPB hingga kini masih melakukan pendampingan penanganan darurat di lapangan dengan mengaktivasi posko terpadi penanggulangan bencana, memastikan kebutuhan dasar pengungsi terpenuhi, dan melaksanakan operasi modifikasi cuaca.
Sementara itu di Kabupaten Bekasi, banjir masih menggenangi beberapa wilayah di antaranya di Kecamatan Babelan dan Kecamatan Kedung Waringin. Tinggi muka air berkisar antara 10 sampai 60 sentimeter di lokasi yang masih tergenang.
Sementara di Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan banjir melanda Desa Padang Bidu dan Desa Pagar Jati yang berada di Kecamatan Benakat pada Jumat (7/3) pukul 03.00 WIB. Banjir dipicu hujan deras yang menyebabkan debit air di Sungai Benakat dan Sungai Lematang meluap.
Tinggi muka air dilaporkan mencapai 100 sentimeter. Sebanyak 1.174 KK terdampak dengan rincian 700 kk di Desa Padang Bidu dan 474 kk di Desa Pagar Jati. Tidak ada laporan warga yang mengungsi.
BPBD Kabupaten Muara Enim segera menuju ke lokasi kejadian untuk melakukan kaji cepat dan mengimbau warga agar tetap waspada jika ada banjir susulan dan diperlukan untuk mengungsi. Hingga Sabtu (8/3) banjir muali berangsur surut.
Sementara di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau banjir masih menggenangi wilayah Kecamatan Siak sejak Minggu (2/3). Sebanyak 4.857 jiwa yang tersebar di 3 desa terdampak banjir. Adapun desa yang terdampak adalah Desa Lubuk Siam sebanyak 1.797 jiwa terdampak, Desa Buluh Cina 2.076 jiwa terdampak, dan Desa Tanjung Balam sebanyak 984 jiwa terdampak.
Hingga Jumat (7/3), banjir masih menggenang dengan ketinggian hingga 90 sentimeter.
Sebagai langkah penanganan darurat pemda setempat memberikan bantuan sembako kepada masyarakat terdampak, khususnya bagi warga yang berada di Desa Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu.
Masih dari Provinsi Riau, banjir juga terjadi di Kabupaten Pelalawan pada Jumat (7/3). Sebanyak 3.316 jiwa dilaporkan terdampak banjir.
Sebanyak 860 unit rumah warga terendam, dengan rumah terdampak paling banyak berada di Desa Langgam, Kecamatan Langgam sebanyak 490 rumah. Selain rumah, banjir juga merendam 3 unit sekolah, 9 fasilitas umum, dan 1 lapangan olahraga. Tinggi muka air (TMA) dilaporkan setinggi 70 sentimeter.
Hingga hari ini, debit air masih fluktuatif mengalami kenaiakn dan penurunan TMA.
Selanjutnya di Provinsi Jawa Timur, banjir melanda Kecamatan Pamekasan, Kabupaten Pamekasan pada Jumat (7/8) malam pukul 19.00 waktu setempat. Banjir dipicu adanya hujan deras dan banjir kiriman dari daerah Utara Pegantenan, Palengan, dan Pakong. Tinggi muka air berkisar antara 40-100 sentimeter.
Akibat banjir, 77 unit rumah warga terdampak. Hingga hari ini, BPBD Kabupaten Pamekasan masih melakukan pendataan kerugian materil akibat peristiwa banjir. BPBD setempat juga tetap berada di lokasi guna mengevakuasi warga apabila dibutuhkan.
Menyikapi puncak musim hujan yang akan terjadi hingga pertengahan Maret 2025, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk waspada dan siap siaga. Penguatan rantai peringatan dini bahaya hidrometeorologi perlu diperkuat. Melalui data dan informasi peringatan dini cuaca, warga dapat mempersiapkan diri apabila terjadi hujan deras lebih dari satu jam segera mengamankan barang-barang di rumah atau pun evakuasi dini ke tempat yang aman. (*)