JAKARTA, HARIANHALUAN.ID – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 29 kejadian bencana hidrometeorologi dalam periode pemantauan (20/3) pukul 07.00 WIB hingga (21/3) pukul 07.00 WIB. Dari jumlah tersebut, 15 kejadian memiliki dampak signifikan terhadap masyarakat dan infrastruktur di berbagai daerah.
Kejadian baru yang menonjol pada periode ini antara lain angin puting beliung di Kabupaten Lombok Tengah, NTB yang berdampak pada 80 KK atau 320 jiwa. BPBD Kabupaten Lombok Tengah telah melakukan assessment dan berkoordinasi dengan pihak terkait. Angin kencang juga terjadi di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur yang menyebabkan 13 KK terdampak dan 1 orang mengalami luka ringan. Penanganan medis telah diberikan kepada korban luka.
Di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, angin kencang mengakibatkan 4 KK terdampak, 1 orang meninggal dunia, dan 2 orang luka ringan. Korban luka telah dirujuk ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut. Sementara itu, banjir di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan menyebabkan 49 KK atau 189 jiwa terdampak. Status siaga darurat bencana hidrometeorologi telah ditetapkan hingga 31 Mei 2025. Debit air Sungai masih tinggi dan pemantauan terus dilakukan.
Selain kejadian baru, BNPB juga memberikan pembaruan terkait beberapa kejadian bencana lainnya. Banjir di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan masih menggenangi beberapa wilayah meskipun sebagian lokasi sudah surut. Hingga saat ini, 14.900 jiwa terdampak dan 35 jiwa masih mengungsi. Banjir dan longsor di Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara mengakibatkan 2 orang meninggal dunia, 1 orang hilang, dan 202 jiwa mengungsi. Ketinggian air mulai menurun di enam kecamatan terdampak.
Di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, banjir masih berdampak pada 22.286 KK. Debit air mulai menunjukkan penurunan sekitar 5–15 cm. Banjir di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah masih menggenangi 3.849 jiwa dengan ketinggian air berkisar antara 35 hingga 85 cm.
Sementara itu, erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur menyebabkan 4.796 jiwa mengungsi. Erupsi yang terjadi pada 21 Maret 2025 disertai hujan abu dan kerikil di beberapa desa sekitar. Masyarakat diminta untuk tetap berada di lokasi yang aman dan mengikuti arahan dari pemerintah daerah.
BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, khususnya hujan lebat disertai angin kencang yang diperkirakan masih akan terjadi di beberapa wilayah. Pemerintah daerah diimbau untuk memastikan kesiapan tanggul, drainase, serta posko darurat untuk mengantisipasi potensi banjir dan tanah longsor.
BNPB terus melakukan pemantauan dan koordinasi dengan BPBD serta instansi terkait untuk memastikan bantuan dapat segera diberikan kepada masyarakat terdampak. (*)