Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana Tanggal 5 Mei 2025

JAKARTA, HARIANHALUAN.ID – Memasuki hari kelima Mei 2025, sejumlah kejadian bencana hidrometeorologi basah yang didominasi oleh kejadian banjir melanda beberapa wilayah Indonesia. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat beberapa kejadian bencana signifikan yang dilaporkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Kejadian banjir dilaporkan terjadi di Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah pada Jumat, (2/5) pukul 10.02 WITA. Banjir dipicu curah hujan tinggi selama lebih dari dua jam mengakibatkan meningkatnya debit air di Sungai Kelurahan Ganti, hingga banjir merendam pemukiman warga dan membawa material yang menutupi sebagian akses jalan utama Donggala – Pasangkayu.

Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Provinsi Sulawesi Tengah melaporkan sedikitnya 64 unit rumah terdampak banjir di Kelurahan Ganti dan Kelurahan Boneoge. Petugas menurunkan alat berat dan pompa alkon untuk mempercepat mengurangi volume air banjir.

Kondisi mutakhir, pada Minggu (4/5) banjir di wilayah terdampak telah surut, warga dibantu petugas gabungan melakukan pembersihan sisa lumpur dan kembali ke rumah masing-masing.

Sementara itu, BPBD Kabupaten Keerom juga melaporkan kejadian banjir yang terjadi pada Selasa (22/4) lalu. Kejadian ini mengakibatkan satu korban meninggal dunia akibat korban tidak dapat menyelamatkan diri saat air meluap dan menggenangi rumahnya pada pukul 11.00 WIT.

Korban inisial JS, 60 tahun, warga Kampung Saefen Empat Dua, Distrik Skanto, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua. Tim SAR gabungan telah diterjunkan ke lokasi kejadian untuk melakukan pencarian korban dan berhasil mengevakuasi korban pada Rabu (23/4).

Di Kalimantan Tengah, BPBD provinsi setempat melaporkan kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Kabupaten Lamandau seluas 0,5 hektar dan di Kabupaten Kotawaringin Barat seluas 1 hektar. Petugas menambahkan, kedua titik api telah dipadamkan pada Sabtu (3/5).

Sejak 1 Januari hingga 4 Mei 2025, Pusdalops BNPB mencatat telah terjadi 38 kejadian karhutla dengan 180 titik hotspot di seluruh wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, dengan total luas lahan terbakar 25,46 hektar. Kabupaten Sukamara tercatat paling luas terdampak, yakni seluas 6,90 hektar lahan, disusul Kabupaten Barito Utara seluas 4,01 hektar lahan terbakar. Penyebab karhutla tersebut saat ini dalam tahap penyelidikan aparat penegak hukum sesuai dengan wilayah kerja masing-masing.

Merespons kejadian bencana karhutla yang masih terjadi di berbagai wilayah, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendorong pemerintah daerah untuk selalu menyiagakan peralatan, kendaraan, personel hingga anggaran guna menekan angka kejadian karhutla terutama di 6 provinsi prioritas karhutla, antara lain Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, Jambi, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan satu provinsi dengan penanganan khusus yakni Kalimantan Timur.

Selain itu, mengingat masih banyaknya kejadian bencana hidrometeorologi basah yang didominasi oleh banjir di sejumlah wilayah tanah air, BNPB juga mengimbau warga untuk melakukan langkah-langkah mitigasi, antara lain dengan membersihkan saluran drainase, mempersiapkan area penampungan air, memangkas dahan pohon untuk mengurangi potensi pohon roboh saat cuaca ekstrem serta menetapkan rencana kedaruratan dan evakuasi. (*)

Exit mobile version