JAKARTA, HARIANHALUAN.ID – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat kejadian bencana dalam periode pemantauan (18/5) pukul 07.00 WIB hingga (19/5) pukul 07.00 WIB. Sampai hari ini bencana hidrometeorologi basah masih mendominasi.
Dimulai dari kejadian tanah longsor di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur yang berdampak pada 11 KK dengan 9 rumah terdampak, 2 rumah rusak sedang, serta 1 jembatan dan 1 akses jalan mengalami kerusakan. Status siaga darurat telah ditetapkan dan penanganan masih berlangsung.
Banjir bandang di Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat mengakibatkan 1 orang meninggal dunia, 19 orang hilang, dan 4 lainnya luka-luka. Upaya pencarian korban hilang masih terus dilakukan.
Di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, banjir merendam 104 rumah dan menyebabkan 6 KK mengungsi. Tinggi muka air masih berkisar antara 50 hingga 150 cm.
Banjir di Kabupaten Demak, Jawa Tengah meluas ke beberapa kecamatan dan berdampak pada 50 KK. Selain menyebabkan genangan di permukiman, bencana ini juga mengakibatkan kerusakan pada lahan pertanian seluas 175 ha dan 50 ha lahan perikanan. Sebagian wilayah masih tergenang, sementara akses menuju lahan terdampak cukup terbatas akibat kondisi infrastruktur yang rusak.
Banjir di Kabupaten Sampang, Jawa Timur berdampak pada 1.289 KK dan merusak beberapa jembatan serta fasilitas pendidikan. Meski beberapa wilayah mengalami penurunan genangan, pasang air laut menyebabkan peningkatan genangan di titik lain.
Banjir bandang juga terjadi di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menyebabkan 1 orang hilang dan kerusakan pada rumah serta kandang ternak. Sementara itu, banjir di Karawang dan Subang, Jawa Barat mengakibatkan ratusan KK terdampak. Di Karawang, sebanyak 1.216 jiwa terdampak dan 80 jiwa masih mengungsi.
Di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, longsor pada area pendulangan intan menyebabkan 1 orang meninggal dunia setelah tertimbun material.
Selain itu, BNPB juga memperbarui informasi terkait sejumlah bencana sebelumnya. Banjir di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah masih terjadi di Desa Sukorejo dengan ketinggian air meningkat 25–50 cm. Di Kabupaten Bojonegoro, kondisi genangan sudah mulai menurun.
Cuaca ekstrem di Kabupaten Cianjur menyebabkan korban jiwa akibat perahu terbalik. Pergerakan tanah di Kabupaten Brebes berdampak pada 569 jiwa dengan 449 orang mengungsi dan lebih dari 100 rumah mengalami kerusakan berat.
Banjir di Kabupaten Bandung masih berdampak di sejumlah kecamatan, meskipun sebagian wilayah sudah surut. Banjir juga masih melanda Kabupaten Indragiri Hilir, Riau meski debit air mulai surut. Total durasi banjir mencapai 66 hari.
Beralih ke Flores Timur, kondisi terkini menunjukkan status Gunung Lewotobi Laki-Laki telah dinaikkan dari Level III (siaga) menjadi Level IV (awas) akibat erupsi yang terjadi pada 18 Mei 2025 pukul 20.00 WITA, Pemerintah Kabupaten Flores Timur sudah menetapkan status tanggap darurat. Masyarakat dan wisatawan diimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 6 km, serta sektor barat–timur laut sejauh 7 km dari pusat aktivitas gunung.
Sementara itu, kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau telah membakar sekitar 96 ha sejak awal tahun. Status siaga darurat masih berlaku dan pemantauan hotspot terus dilakukan bersama BRIN.
BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi serta bencana geologi dan sosial yang mungkin terjadi. Pemerintah daerah diminta memastikan kesiapan posko darurat, logistik, serta upaya mitigasi di wilayah rawan bencana.
BNPB terus melakukan pemantauan dan koordinasi dengan BPBD serta instansi terkait untuk memastikan respons cepat dan bantuan yang diperlukan dapat tersalurkan kepada masyarakat terdampak. (*)