JAKARTA, HARIANHALUAN.ID— Selain memberikan makanan bergizi untuk anak-anak, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) juga terbukti menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menyebut bahwa hingga pertengahan Juni 2025, program MBG telah membuka lapangan kerja bagi sekitar 68 ribu orang, mayoritas adalah ibu-ibu berusia 30 hingga 50 tahun.
“Yang sebelumnya ibu rumah tangga tanpa penghasilan, sekarang bisa mendapatkan upah minimal Rp2 juta per bulan. Ini menjadi kontribusi penting dalam menurunkan kemiskinan ekstrem, karena ekonomi keluarga ikut terbantu,” kata Dadan saat memberikan keterangan resmi di Jakarta, Senin (16/6).
Ia menegaskan bahwa MBG tidak hanya bersifat konsumtif, tetapi punya efek ekonomi yang nyata.
Program ini juga mendongkrak produktivitas para pemasok lokal. Satu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) disebut membutuhkan minimal 15 pemasok untuk menyuplai bahan makanan pokok seperti telur, buah, sayur, beras, dan bumbu.
Bahkan limbah dari pengolahan makanan pun diolah kembali, termasuk minyak jelantah yang dapat dijual dengan harga rata-rata Rp7.000 per liter.
“Rata-rata satu SPPG menggunakan sekitar 800 liter minyak goreng setiap bulan. Sekitar 71 persen menjadi jelantah, atau sekitar 550 liter. Ini bisa dimanfaatkan oleh pelaku usaha yang membeli jelantah untuk diolah kembali,” terang Dadan.