Tigor menuturkan, pemanfaatan data menjadi kunci dalam menentukan strategi distribusi makanan. Wilayah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur yang memiliki jumlah anak sekolah tinggi akan memerlukan lebih banyak dapur.
Sebaliknya, di daerah terpencil seperti Kutai Barat, satu dapur mungkin hanya melayani 1.000 anak. Idealnya, satu dapur bisa mencakup hingga 3.000 anak dengan waktu tempuh maksimal 30 menit atau radius 6 kilometer.
“Kami juga belajar dari Jepang dan India. Di sana, dapur pusat dirancang berdasarkan jangkauan logistik yang efisien,” tuturnya. (*)