Suhu udara di sebagian besar wilayah berkisar antara 20 hingga 34 derajat Celsius, dengan suhu lebih dingin di daerah pegunungan seperti Dieng dan Pegunungan Papua. Sementara itu, kecepatan angin umumnya berada pada kisaran 10 hingga 30 km per jam.
Wilayah pesisir selatan Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara diprakirakan mengalami angin timuran yang cukup kencang, yang perlu diwaspadai oleh masyarakat dan pelaku pelayaran.
Kondisi cuaca ini berpotensi menimbulkan sejumlah bencana hidrometeorologi. Potensi banjir dan banjir bandang dapat terjadi di wilayah-wilayah dengan curah hujan tinggi seperti Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, dan Papua Barat. Selain itu, tanah longsor juga dapat terjadi di daerah dataran tinggi dan lereng curam, seperti pegunungan Papua, Sulawesi Tengah, serta perbukitan di Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Angin kencang dapat berpotensi menyebabkan pohon tumbang, khususnya di wilayah pesisir dan daerah dengan pepohonan rapuh. Di samping itu, perairan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara dan Laut Flores diperkirakan mengalami gelombang tinggi antara 2,5 hingga 4 meter, sehingga masyarakat dan nelayan diimbau agar tetap waspada terhadap risiko gelombang besar.
Menyikapi kejadian bencana yang terjadi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah untuk tetap menjaga kesiapsiagaan dan kewaspadaan. Untuk potensi karhutla, BNPB mengimbau agar pemerintah daerah dan segenap pemangku kepentingan benar-benar memastikan aspek pencegahan berjalan optimal. Diupayakan agar titik panas tidak berkembang menjadi titik api, kalaupun ada titik api tidak boleh berkembang atau bereskalasi menjadi kebakaran lahan dan hutan. (*)