Keterangan foto : Peristiwa angin puting beliuna yang melanda wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatra Selatan, Kamis (21/8). — Sumber foto : BPBD Kabupaten Ogan Komering Ulu
JAKARTA, HARIANHALUAN.ID – Di tengah musim kemarau, BNPB masih mencatat adanya bencana hidrometeorologi basah, seperti angin puting beliung dan banjir. Berikut ini sejumlah kejadian baru yang dipantau hingga Sabtu (23/8).
Anomali peristiwa berlangsung di Provinsi Sumatera Selatan. Ketika bencana asap terjadi di provinsi ini, bencana hidrometeorologi basah berupa angin puting beliung melanda wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu (Oku). Kejadian tersebut berlangsung pada Kamis kemarin (21/8). Bencana ini mengakibatkan rumah rusak berat 7 unit, rusak ringan 3 unit dan dua fasilitas umum terdampak. Fenomena angin ini juga menumbangkan pohon di sejumlah titik. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat telah membersihkan pohon tumbang tersebut pada Jumat (22/8). Tidak ada laporan korban jiwa akibat kejadian ini.
Bencana hidrometeorologi, berupa cuaca ekstrem, terjadi di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Kejadian berlangsung pada Kamis (21/8), pukul 15.20 WIB. Cuaca ekstrem berdampak pada rumah rusak ringan 5 unit di Desa Sidorejo, Kecamatan Bandongan. BPBD setempat telah melakukan penanganan darurat di daerah terdampak.
Di Kabupaten Sampang, Provinsi Jawa Timur, banjir yang terjadi pada Selasa (19/8) telah surut pada Jumat kemarin (22/8). Banjir berdampak pada 105 KK di tiga desa di Kecamatan Jrengik. Peristiwa ini terjadi setelah hujan intensitas sedang hingga tinggi terjadi di wilayah hulu atau Kecamatan Tambelangan. Curah hujan menyebabkan debit air sungai meluap hingga ke daerah pemukiman di kecamatan terdampak.
Sementara itu, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tercatat sebagai laporan baru di Kabupaten Padang Lawas, Provinsi Sumatera Utara. Karhutla melanda satu desa di Kecamatan Padang Bolak pada Jumat (22/8), pukul 12.00 WIB. Api berhasil dipadamkan petugas pada pukul 14.45 WIB di hari yang sama. Lahan seluas 3 hektar yang terbakar masih dalam penyelidikan petugas berwenang.
Karhutla di provinsi ini juga terjadi di Kabupaten Tapanuli. Penyebab karhutla pada Jumat (22/8) masih dalam penyelidikan petugas. Lokasi kejadian berada di Desa Sarudik, Kecamatan Sarudik, dengan luas lahan terbakar 5 hektar. Pada hari yang sama, karhutla sudah berhasil dikendalikan petugas BPBD.
Karhutla di Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara, terjadi pada Jumat (22/8), pukul 20.00 WIB. Desa terdampak berada di Desa Sipapaga, Kecamatan Panyabungan, dengan luas lahan terbakar 6 hektar. Petugas gabungan yang dipimpin BPBD setempat berhasil memadamkan titik api di desa terdampak.
Sedangkan di Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh, karhutla terjadi pada Jumat (22/8), pukul 15.30 WIB. Gampong atau terdampak berada di Desa Lipat Kajang Atas di Kecamatan Simpang Kanan dan Desa Suro Baru, Kecamatan Suro. Api telah padam dan luas lahan terbakar mencapai 3 hektar. Petugas berwenang masih melakukan penyelidikan penyebab karhutla di wilayah itu.
Karhutla yang juga berada di Provinsi Aceh, tepatnya Kabupaten Aceh Selatan, masih terjadi hingga Jumat (22/8). Bencana ini dilaporkan sejak terjadinya pada Selasa (19/8) oleh BPBD stempat. Lokasi karhutla berada di Gampong Ujog Mangki, Kecamatan Bakongan. Luas lahan terbakar mencapai 57 hektar. Kondisi terkini pada Jumat (22/8), api yang berhasil dipadamkan sekitar 60 persen. Kendala yang dihadapi petugas gabungan berupa sumber air kurang dan jarak tempuh menuju titik api.
Masih di Pulau Sumatera, karhutla terpantau di Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. Karhutla pada Jumat (22/8), pukul 13.30 WIB, picu oleh warga yang membakar sampah. Peristiwa ini mengakibatkan lahan seluas 4 hektar terbakar di wilayah Nagari Rao-Rao, Kecamatan Sungai Tarab dan Nagari Balimbing, Kecamatan Rambatan. Informasi terakhir pada Jumat (22/8) petang, api di Nagari Balimbing telah padam, sedangkan di Rao-Rao masih berlangsung upaya pemadaman oleh petugas. Kendala yang dihadapi dalam pemadaman yaitu akses jalan curam dan tidak dapat dilalui kendaraan.
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk tetap waspada dan siap siaga terhadap potensi ancaman bahaya. Meskipun di tengah musim kemarau, potensi bahaya hidrometeorologi basah masih mengancam. Terkait dengan bahaya karhutla, warga diimbau untuk memantau kawasan apabila teridentifikasi adanya api. Pencegahan merupakan hal efektif dalam pengendalian karhutla. Di samping itu, warga juga diharapkan tetap waspada terhadap setiap ancaman bahaya geologi, seperti gempa bumi. (*)