Mereka bersyukur ada pihak yang peduli pada perjuangan anaknya di tengah keterbatasan. “Terima kasih atas pemberian kursi roda dan bantuan pengobatan untuk Dimas. Semoga para donatur diberi panjang umur, kesehatan, serta dimudahkan rezekinya,” ucap Widarti, Ibu Dimas dengan penuh rasa syukur.
Ia menambahkan doa agar para donatur selalu diberi kesehatan, umur panjang, serta dimudahkan rezekinya. Ungkapan tulus itu memperlihatkan betapa pentingnya arti bantuan bagi keluarga Dimas. Bagi mereka, perhatian kecil mampu memberikan harapan yang sangat besar.
Semangat Belajar yang Tak Pernah Padam
Meski kondisi fisiknya terbatas, semangat belajar Dimas tetap menyala. Saat ini ia tetap mengikuti pembelajaran daring dari rumah dengan dukungan guru dan teman sekolahnya. Teman-teman Dimas bahkan sesekali menyempatkan waktu untuk menjenguknya langsung. Hal itu menjadi penyemangat besar bagi Dimas agar terus berusaha belajar.
Sejak sekolah dasar, Dimas dikenal sebagai anak berprestasi dengan semangat tinggi. Ia sering menempati sepuluh besar di kelas, aktif mengikuti lomba, serta memiliki minat dalam dunia teknologi. Hobinya membuat game mendorong tekadnya untuk menekuni bidang komputer. Dengan penuh keyakinan, Dimas bercita-cita menjadi seorang programmer di masa depan.
Perjuangan Dimas tidak lepas dari ketegaran keluarganya. Ayahnya bekerja tidak tetap sehingga penghasilannya hanya berkisar satu juta rupiah per bulan. Sementara sang ibu selalu mendampingi Dimas dalam aktivitas sehari-hari. Keterbatasan ekonomi membuat perjuangan mereka semakin berat, namun tetap dijalani dengan penuh keikhlasan.
Biaya transportasi, kebutuhan nutrisi, hingga pengobatan di luar tanggungan BPJS menjadi tantangan tersendiri. Namun keluarga ini selalu berusaha tegar menghadapi segala ujian. Mereka percaya bahwa doa dan kerja keras akan membuka jalan terbaik.