JAKARTA, HARIANHALUAN.ID – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merangkum laporan kejadian bencana sepanjang akhir pekan pertama bulan September 2025.
Pada Sabtu (6/9) hingga Minggu (7/9) pagi Pusdalops BNPB menerima laporan kejadian bencana signifikan yaitu banjir di Kabupaten Mahakam Ulu, Provinsi Kalimantan Timur, dan kenaikan tingkat aktivitas Gunungapi Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Di tengah periode musim kemarau, banjir terjadi di Kabupaten Mahakam Ulu, tepatnya di Desa Long Isun, Kecamatan Long Pahangai. Peristiwa ini terjadi pada Kamis (4/9). Akibat banjir, sebanyak 85 unit rumah terdampak dan sejumlah 241 jiwa mengungsi sementara.
Meskipun demikian, dua hari kemudian pada Sabtu (6/9) banjir dilaporkan telah surut dan masyarakat sudah kembali beraktivitas normal kembali. BPBD Kabupaten Mahakam Ulu dan tim gabungan bersama dengan warga bergotong-royong melakukan aksi pembersihan lingkungan pascabanjir.
Laporan kejadian bencana signifikan selanjutnya adalah kenaikan tingkat aktivitas Gunungapi Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, NTT. Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan kenaikan level gunung ini dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas) sejak Sabtu (6/9) pukul 10.00 WITA.
Perubahan status Awas ini setelah Pos Pengamatan Gunungapi Lewotobi Laki-laki mendeteksi tremor menerus yang mengindikasikan magma mendekati ke permukaan dan berpotensi erupsi explosif.
Berdasarkan data kegempaan, terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada gempa tremor harmonik dan gempa vulkanik dalam. Hal ini mengindikasikan adanya suplai magma baru di kedalaman serta migrasi magma dari zona dangkal menuju permukaan, meskipun pergerakannya relatif lambat.
Pada Sabtu sore, pukul 18.00 WITA terjadi erupsi dengan tinggi kolom abu teramati 1.000 meter di atas puncak. Hujan abu tipis melanda wilayah Wulanggitang hingga Hokeng.
Masyarakat dan wisatawan diimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 6 km dan sektoral barat daya – timur laut 7 km dari pusat erupsi, serta tetap tenang dan mengikuti arahan dari pemerintah daerah. Masyarakat juga diminta untuk tidak mempercayai informasi yang tidak jelas sumbernya. (*)