PAPUA, HARIANHALUAN.ID – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus menyiapkan dukungan logistik, peralatan, dan pendampingan operasional bagi Pemerintah Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua, pascagempa bumi berkekuatan Magnitudo 6,6 yang mengguncang wilayah tersebut pada Kamis (16/10) pukul 15.25 WIT.
Melalui Tim Reaksi Cepat (TRC), BNPB telah berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Sarmi untuk memastikan proses penanganan darurat berjalan optimal. Tim juga mendampingi penyusunan dokumen administrasi serta persiapan distribusi bantuan logistik dan peralatan yang akan dikirimkan dari gudang BNPB di Jakarta.
Adapun bantuan awal dari BNPB yang telah disalurkan meliputi 100 paket sembako, 100 lembar selimut, 1 unit tenda pengungsi, 50 unit tenda keluarga, 50 lembar kasur lipat, 100 lembar matras, 50 unit velbed, dan 100 lembar terpal. Total nilai bantuan tersebut diperkirakan sebesar Rp325 juta.
BNPB juga mengirimkan tambahan dukungan sesuai permohonan resmi Pemerintah Kabupaten Sarmi, yang mencakup kebutuhan logistik seperti paket sembako, obat-obatan, makanan siap saji, perlengkapan kebersihan, hygiene kit, tenda pengungsi, tenda keluarga, kasur lipat, matras, velbed, terpal, serta peralatan pendukung seperti chainsaw, perahu karet, dan mesin tempel. Pengiriman logistik BNPB ini dilakukan pada Minggu (19/10) malam dan dijadwalkan tiba di lokasi pada hari ini, Senin (20/10).
Gempabumi Susulan
Sementara itu, hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi dengan magnitudo 6,6 pada Kamis (16/10) itu berpusat di koordinat 2,18° Lintang Selatan dan 138,94° Bujur Timur, tepatnya di wilayah Kampung Dabe, Distrik Pantai Timur Bagian Barat, Kabupaten Sarmi. Gempabumi dangkal itu dipicu oleh aktivitas sesar Anjak Mamberamo.
Dua gempabumi susulan turut tercatat dengan magnitudo 5,1 pada Minggu (19/10), pukul 11.52 WIT dan magnitudo 4,5 pada pukul 19.05 WIT. Kendati tidak menimbulkan dampak signifikan, namun masyarakat diharapkan tetap tenang dan waspada terhadap potensi gempa susulan.
Masyarakat juga disarankan segera mencari tempat aman dan menghindari bangunan yang retak atau berpotensi roboh, memastikan jalur evakuasi bebas hambatan, serta menyiapkan tas siaga bencana berisi kebutuhan pokok, obat-obatan, dokumen penting, dan senter. Selain itu, warga juga dihimbau untuk mematikan aliran listrik, gas, dan air jika diperlukan untuk mencegah risiko kebakaran atau kebocoran.
Masyarakat juga diminta mengikuti perkembangan informasi resmi dari BMKG, BNPB, dan BPBD melalui kanal terpercaya, serta tidak terpancing oleh informasi yang belum terverifikasi kebenarannya.
Perkembangan Data Dampak Gempabumi
Berdasarkan laporan BPBD Kabupaten Sarmi per 19 Oktober 2025, tidak terdapat korban jiwa akibat peristiwa ini. Dua warga dilaporkan mengalami luka ringan dan telah mendapatkan perawatan medis. Masyarakat terdampak juga memilih mengungsi secara mandiri ke rumah kerabat tanpa adanya titik pengungsian terpusat.
Data sementara mencatat kerusakan infrastruktur meliputi 114 unit rumah warga. Apabila dirinci, sebanyak 30 rusak berat, 54 rusak sedang, dan 30 rusak ringan, termasuk empat unit rumah ibadah, serta dua fasilitas kesehatan.
Menindaklanjuti kondisi tersebut, Bupati Sarmi telah menetapkan perpanjangan status tanggap darurat bencana gempa bumi yang berlaku di Distrik Sarmi, Distrik Sarmi Selatan, Distrik Pantai Barat, Distrik Pantai Timur Bagian Barat, Distrik Pantai Timur, dan Kelurahan Mararena, terhitung sejak 19 Agustus hingga 19 Desember 2025, merujuk pada status darurat dari kejadian gempa sebelumnya.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Sarmi juga mengajukan dukungan dana siap pakai (DSP) sebesar Rp500 juta untuk memperkuat operasional tanggap darurat di lapangan.
BNPB bersama BPBD Kabupaten Sarmi akan terus memastikan kebutuhan dasar masyarakat terdampak terpenuhi, mempercepat pendataan, serta mendukung percepatan distribusi bantuan logistik ke wilayah terdampak. (*)