HARIANHALUAN.ID – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti bersama ratusan warga Muhammadiyah menonton film Buya Hamka di Cinepolis Java Supermall Peterongan, Kota Semarang, Senin (24/4).
“Film Buya Hamka menampilkan banyak nilai inspirasi dan keteladanan,” Abdul Mu’ti usai menonton film Buya Hamka tersebut, dikutip dari Website Muhammadiyah, Selasa (25/4/2023).
Sebagai ulama sekaligus negarawan yang objektif, jelasnya, Buya Hamka adalah sosok pemimpin yang tidak pernah dendam terhadap pemerintah meski pernah mendapat perlakukan tidak adil. Dalam film itu figur tersebut berhasil ditampilkan dengan baik.
“Pelajaran yang bisa dipetik adalah seorang pemimpin itu harus punya jiwa dan semangat persahabatan yang tinggi meski memiliki pandangan politik yang berbeda. Pemimpin itu harus memiliki jiwa besar, tidak boleh dendam meski secara personal mengalami perlakuan yang tidak adil,” ujarnya.
Film yang dibintangi Vino G Bastian dan Laudya Chintya Bella ini menurutnya penting disaksikan oleh generasi muda. Apalagi Buya Hamka memiliki ketenaran sampai ke Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.
Dia berharap, film inspiratif dan teladan dari tokoh bangsa seperti ini semakin banyak diproduksi. “Dalam konteks perfilman nasional, kita mengapresiasi film produksi anak negeri sendiri, lebih banyak lagi menyaksikan film-film yang edukatif, inspiratif, dan memiliki jangkauan yang luas bagi generasi lintas zaman,” ungkapnya.
Terkait dengan tahun politik 2024, Abdul Mu’ti menilai ada pelajaran yang bisa dipetik dari film ini. Misalnya soal keteladanan Buya Hamka dalam mengaktualisasikan sosok seorang aktivis politik yang negarawan.
“Saya kira Buya Hamka merupakan contoh penting betapa maaf itu dapat mengalahkan segalanya dan maaf itu menjadi bagian penting bagaimana senantiasa membangun hubungan baik kepada siapapun, termasuk lawan politik yang secara persoal pernah memperlakukan tidak tidak adil,” jelasnya.
Buya Hamka sendiri merupakan tokoh Muhammadiyah yang tumbuh di Sumatera Barat tetapi mampu mengembangkan Muhammadiyah di Sulawesi Selatan dan beberapa tempat di Indonesia dan Malaysia.
“Beliau memang tidak pernah tampil menjadi Ketua Umum Muhammadiyah, tetapi pernah menjadi Ketua Wilayah Muhammadiyah di Sumatera Barat dan anggota pengurus PP Muhammadiyah,” katanya.
“Buya Hamka memiliki kontribusi besar terhadap penguatan Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah. Beliau adalah kader Muhammadiyah tapi juga tokoh umat dan bangsa. Buya Hamka adalah dari Muhammadiyah untuk bangsa,” ulasnya. (sam)