Sebelum Uji Kereta, KCIC Diminta Bertanggungjawab Atas Kerusakan Ratusan Rumah di Bandung Barat

BANDUNG, HARIANHALUAN.ID — PT Kereta Cepat Indonesia Cina atau KCIC segera melakukan comissioning test atau uji coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KJCB).

Di tengah rencana tersebut, warga terdampak pembangunan  KCJB minta KCIC dan pemerintah menuntaskan lebih dulu tanggung jawab lingkungan sebelum melaksanakan uji kereta.

Salah satunya rumah rusak terdampak aktivitas ledakan (blasting) terowongan (tunnel) 11 KCJB di Kompleks Tipar Silih Asih, RW 13, Desa Laksanamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Getaran ledakan tunnel 11 menyebabkan 120 rumah di RW 11 retak-retak. Ironisnya, sejak kejadian tahun 2019 KCIC tak pernah bertanggung jawab.

“Sejak tahun 2019 kami berjuang minta keadilan tapi tak pernah ditanggapi. Sudah ke Jakarta ke kementerian dan DPR beberapa kali tapi tidak ada. Sudah sampaikan ke sana belum ada tindak lanjut,” kata Heru Agam, Ketua RT 04/13 Kompleks Tipar Silih Asih, Senin (15/5) seperti dilansir dari ayobandung.com.

Menurutnya, getaran hebat akibat ledakan proyek terowongan KCIC terjadi selama kurun waktu 4 hari takni tanggal 24-28 September 2019. Ia mencatat ada sebanyak 8 kali ledakan yang mengakibatkan kerusakan terhadap 120 rumah dihuni 500 jiwa di Kompleks Tipar Silih Asih.

“Saya tak tau magnitudo-nya berapa. Yang jelas waktu itu, air dalam aquarium bergoyak hebat dan kaca jendela bergetar. Selama empat hari itu, tiap harinya ada 2 ledakan pada siang dan sore,” papar Heru.

Heru menerangkan kegiatan peledakan untuk terowongan Kereta Cepat itu tak pernah diberitahukan kepada warga. Masyarakat di Kompleks Tipar Silih Asih mengetahui kegiatan tersebut setelah merasakan getaran yang berdampak terhadap kerusakan bangunan.

“Sejak hari pertama hingga hari ke empat kami warga selalu datang berbondong-bondong ke lokasi ledakan di Gunung Bihong, berharap pelaksana proyek menghentikan aktivitas tersebut. Tapi ledakan terus terjadi hingga tahun 2021,” jelas Heru.

Warga meminta sebelum adanya uji kereta cepat Jakarta Bandung, pihak KCIC melakukan kajian terkait keamanan rumah tinggal. Pasalnya makin hari, kondisi retakan makin besar. Ditambah cuaca ekstrem mengakibatkan pergerakan tanah makin masif.

“KCIC harus bertanggungjawab dan cek apakah kita aman tinggal di sini saat kereta cepat operasi. Jangan sampai justru nanti kami kena dampak lagi. Apalagi retakan makin parah. Benteng di belakang kompleks juga sudah melengkung,” jelasnya.

Diketahui, Test Commissioning Kereta Api Cepat Jakarta Bandung akan segera dilakukan oleh KCIC bersama para kontraktor untuk melihat kesiapan seluruh sarana dan prasarana KCJB yang telah dibangun. Test Commissioning akan dilakukan melalui berbagai tahapan.

“Pada tanggal 15 Mei 2023, memang belum ada perjalanan EMU (Electric Multiple Unit) atau CIT (Comprehensive Inspection Train) karena di tahapan awal Test Commissioning ini baru akan dimulai persiapan persiapan berupa pengujian integrasi sistem sarana, prasarana, fixed asset seperti signalling, telecomunication, catenary,  OCC (Operation Control Center), depo dan stasiun ” ujar General Manager Corporate Secretary KCIC Rahadian Ratry.

Test Commissioning adalah salah satu bagian yang sangat penting dalam rencana pengoperasian KCJB. Karena dalam proses inilah akan dilakukan pengujian dan assessment sarana dan prasarana KA Cepat serta integrasi sistemnya, termasuk uji dinamis perjalanan EMU/CIT yang akan dilakukan di sepanjang trase KCJB.

“Pada tahap awal sudah dilakukan independent test terhadap sarana dan prasarana terlebih dahulu untuk memastikan bahwa semua subsistem berjalan dengan normal sesuai standar dan spesifikasi yang telah ditentukan. Proses independent test tersebut sudah dimulai sejak April 2023,” ujar Rahadian. (dj)

Exit mobile version