SERANG, HARIANHALUAN.ID – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Direktorat Peringatan Dini menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi dan Workshop Pelaksanaan Sistem Peringatan Dini Bencana Berbasis Masyarakat sebagai langkah penguatan respon masyarakat dalam peringatan dini ancaman erupsi gunung anak krakatau dan bahaya terusannya.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Ph.D. dalam siaran persnya Jumat (26/5) mengatakan kegiatan diselenggarakan mulai Selasa (23/5) hingga Jumat (26/5) di Desa Pasauran, Kabupaten Serang, Banten. Desa tersebut dipilih berdasarkan survei yang telah dilakukan tim Direktorat Peringatan Dini pada bulan Maret lalu bahwa desa tersebut memiliki ancaman erupsi Gunung Anak Krakatau yang tinggi.
Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Prasinta Dewi menyampaikan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat serta stakeholder terkait malalui kegiatan sosialisasi ini.
“Sistem peringatan dini bencana dapat berjalan dengan baik apabila masyarakat mampu memahami dan menuangkan informasi peringatan dini ke dalam langkah-langkah responsif dan antisipatif. Namun demikian, lebih baik lagi apabila pemerintah pusat, pemerintah daerah dan para stakeholder kebencanaan terkait dapat bersinergi dan membangun komitmen bersama untuk menghadapi potensi bencana,” tegas Prasinta saat membuka acara.
Program penguatan respon masyarakat adalah bentuk nyata implementasi Peraturan BNPB Nomor 4 Tahun 2022 tentang Pelaksanaan Peringatan Dini Bencana pada BNPB dan BPBD. Prasinta juga menekankan arahan Presiden Joko Widodo pada Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2023.
“Langkah antisipasi yang menjadi proporsi besar bagi masyarakat berupa kesiapsiagaan dan peringatan dini untuk mengurangi jumlah korban dan kerugian akibat bencana. Praktik baik keterlibatan lintas aktor seperti pemda, mitra lokal, dan masyarakat seperti yang kita lakukan ini adalah kunci dari keberlanjutan sistem peringatan dini bencana,” tegasnya.