MIT adalah sebuah kondisi di mana negara-negara berpendapatan menengah sulit meningkatkan posisi mereka ke pendapatan tinggi.
Sisi lain yang harus menjadi perhatian, sesuai arahan Presiden Jokowi, adalah membangun bangsa dan negara harus dimulai dari keluarga.
Begitu juga Kampung Keluarga Berkualitas (KB) harus ada di seluruh Indonesia. Artinya, semua desa menjadi Kampung Keluarga Berkualitas. Ukuran kualitas keluarga ditentukan tiga hal yaitu tenteram, mandiri dan bahagia.
“Yang paling tercapai adalah kebahagiaan, angkanya 71,86. Ini menunjukan bahwa keluarga-keluarga di Indonesia meskipun belum punya kemandirian yang baik, alhamdulillah bahagia.”
“Sementara kemandirian angkanya paling rendah. Ketenteraman lumayan angkanya 59, namun kebahagiaan paling menonjol. Inilah bangsa kita yang penuh dengan gotong royong, nilai-nilai Pancasila membawa kita bahagia,” ucapnya.
Oleh karena itu lanjutnya, dari keluarga yang berkualitas diharapkan akan melahirkan anak-anak cerdas dan terbebas dari stunting.
Stunting membawa dampak tidak cerdas dan pertumbuhan otaknya mengalami defisit sehingga kemampuan intelektual skillnya tidak optimal. “Kita boleh bersedih tapi tidak perlu minder ketika IQ kita masih di 78 dengan urutan ke 130,” ujarnya.
Lanjutnya, “Hari Ini, kualitas SDM tidak cukup diukur dengan Human Development Index (HDI) tetapi dengan Human Capital Index (HCI) dan urutan HCI kita juga masih di bawah.”
Semua parameter itu berhubungan dengan stunting. Oleh karena itu BKKBN bersama mitra kerja dan masyarakat mempercepat penurunan stunting. “Semua tim bergerak dengan baik. Ini satu upaya untuk memperbaiki semua,” ujar dokter Hasto. (*)