PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Sembilan tahun berdiri, Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia (Porserosi) di Kota Pariaman telah banyak melahirkan atlet-atlet mumpuni yang berlaga dan memenangkan medali di kancah nasional dan internasional.
Porserosi pertama kali didirikan di Kota Tabuik pada akhir 2015 dengan inisiatif salah seorang guru bernama Azral Malvinas. Ia merupakan guru pindahan dari Kota Pekanbaru yang memiliki pengalaman sebagai wasit di Pekan Olahraga Nasional (PON) Riau.
“Saya pindah ke Pariaman itu pada tahun 2013, kemudian dua tahun setelahnya mendirikan Porserosi untuk pertama kalinya,” kata Azral saat ditemui di Haluan.
Ia menyebut, sebelum Porserosi dibentuk, masyarakat Kota Pariaman belum mengenal cabang olahraga (cabor) sepatu roda. Tidak hanya di Pariaman, pengurus cabang olahraga tersebut di tingkat Sumbar juga belum terbentuk.
Menurutnya, para penggiat sepatu roda kala itu melakukannya baru sebatas hobi. Hal itulah yang membuatnya berkeinginan mendirikan komunitas olahraga sepatu roda di Kota Pariaman.
Berbekal pengetahuan dari pengalamannya menjadi wasit di PON, Azral mulai mencari informasi dan membangun relasi sebelum akhirnya mendirikan Porserosi di Kota Pariaman.
“Pada tahun 2014 itu, belum ada pengurus di provinsi maupun di Kota Pariaman. Selama kurang tiga tahun, saya mencari informasi dan berkoordinasi, hingga akhirnya dapat bertemu pengurus Perserosi Sumbar yang baru dan dimulailah pembicaraan untuk membentuk Porserosi di Pariaman,” paparnya.
Melalui diskusi tersebut pada akhir 2015, dibentuklah Porserosi Kota Pariaman beserta jajaran pengurusnya. Memasuki, tahun 2016, para pengurus mulai membangun komunikasi dengan penggiat sepatu roda yang ada.
“Ada yang sudah bermain sepatu roda, tapi belum tahu seperti apa sepatu roda yang dilombakan itu. Setelah dapat SK, pada 2016 kita mulai membangun komunikasi dengan penggiat sepatu roda yang ada,” ulas Azral.
Dijelaskannya, misi Porserosi pada awal kepengurusan ialah mengenalkan cabang olahraga sepatu roda kepada masyarakat. Pengurus mengadakan coaching clinic dengan mengundang perwakilan siswa SD, SMP hingga SMA/SMK di Kota Pariaman.
Ada sekitar 30 siswa yang memenuhi undangan tersebut. Mereka kemudian diberi pelatihan cara bermain sepatu roda, teknik, serta aturan-aturan dalam perlombaan.
“Alhamdulillah, cukup banyak yang berpartisipasi dalam coaching clinik. Sebagian mereka tertarik dan bertahan mengikuti latihan rutin yang kita selenggarakan,” ujarnya.
Menurutnya, ada sekitar sepuluh siswa yang bertahan mengikuti latihan sepatu roda. Seiring waktu jumlah tersebut kian bertambah karena mulai banyak masyarakat yang melirik pelatihan rutin sepatu roda yang diadakan di halaman GOR Rajo bujang itu.
“Banyak juga yang menyaksikan pelatihan sepatu roda ini karena lokasinya dekat dengan tepi jalan. Jadi, dari sanalah anggota yang berlatih secara perlahan bertambah,” tambah Azral yang saat itu sebagai ketua Porserosi.
Kemudian, pada tahun yang sama, anggota pelatihan sepatu roda Porserosi Pariaman untuk pertama kalinya mengikuti perlombaan dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sumbar. Saat itu, perwakilan berhasil membawa pulang gelar juara umum dengan empat medali emas, empat perak dan tiga perunggu.
Kendati begitu, kata Azral, perjalanan Porserosi untuk ikut Porprov tidaklah mudah. Sebagai cabang olahraga baru, sepatu roda tidak langsung mendapat kepercayaan pemerintah kota untuk mengirimkan perwakilan lomba.
“Lumayan rumit awalnya, karena kita belum ada pendanaan. Namun, setelah meyakinkan pemerintah kita bisa mengirim perwakilan dan yang lebih membanggakan, cabor inilah yang paling banyak membawa pulang medali,” ungkapnya.
Kesukseskan atlet sepatu roda Porserosi tidak hanya sampai di sana. Akibat kemenangan di Porprov, keberadaan Porserosi mulai diperhitungkan hingga diberikan hadiah dari pemko berupa pembangunan lapangan sepatu roda yang berlokasi di Pantai Cermin.
“Pembuatan lapangan sepatu roda itu pada tahun 2017, kemudian di tahun 2018 kita mengadakan iven olahraga yang diikuti klub sepatu roda tingkat Sumatera,” papar Azral.
Menurutnya, iven tersebut mendapat sorotan dari walikota saat itu, Genius Umar. Sebagai kota yang memiliki visi Kota Wisata, adanya perlombaan tersebut dinilai berhasil meningkatkan kunjungan wisatawan dan okupansi hotel.
Setelah kegiatan itu, pada tahun yang sama, Porserosi dipercaya untuk mengadakan kejuaraan nasional Piala Walikota dengan dukungan pemko. Kejuaraan tersebut tak kalah mendulang kebanggaan karena berhasil mendatangkan 500 peserta dari berbagai daerah se-Indonesia.
Kini, sepatu roda semakin diperhitungkan oleh pemko Pariaman sebagai cabang olahraga yang telah membanggakan lewat prestasi atlet maupun kegiatan-kegiatannya.
Azral berharap atlet dan pengurus Porserosi bisa terus mempertahankan prestasi yang diraih. Terlebih lagi, saat ini atlet-atlet cabang olahraga sepatu roda dari daerah lain di Sumbar dan nasional sudah semakin banyak bermunculan. (*)