JAKARTA, HARIANHALUAN.ID — Kabid Binpres PBSI, Eng Hian memberikan evaluasi terhadap performa atlet selama awal 2025. Tercatat hanya satu gelar yang bisa diraih dari empat turnamen yang diikuti.
Selama Januari 2025 ada empat turnamen BWF World Tour yang digelar. Keempatnya adalah Malaysia Open (Super 1000), India Open (Super 750), Indonesia Masters (Super 500) dan Thailand Masters (Super 300). Indonesia hanya kebagian satu gelar di Thailand Masters 2025 lewat ganda putri Lanny Tria Mayasari/Siti Fadia Silva Ramadhanti.
Sementara untuk runner-up ada tiga wakil di Thailand Masters 2025 dan dua di Indonesia Masters 2025. Hasil ini diakui Eng harus tetap dievaluasi. Terlebih dalam empat turnamen tersebut, banyak atlet dan pelatih harus melakukan adaptasi, karena adanya perubahan pada 2025.
Namun, secara teknis, pelatih yang akrab disapa koh Didi itu, para pemain memang membutuhkan perbaikan dan peningkatan. Salah satu diantaranya adalah mematangkan pola permainan.
“Tentu capaian jangka pendek ini tetap perlu kita evaluasi. Dari empat pertandingan sejak Malaysia Open hingga Thailand Masters, saya mencatat atlet kami butuh penguatan saat penyelesaian akhir, bagaimana mengatasi situasi kritis dan harus mematangkan pola permainan. Ini akan menjadi catatan dalam pengembangan latihan ke depan selain peningkatan individual skill di semua sektor,” ucap Eng, Jumat (7/2/2025).
Ke depan, ada beberapa turnamen individu yang menjadi target besar PBSI, yakni All England pada Maret 2025. Sedangkan dalam waktu dekat ada ajang beregu Badminton Asia Mixed Team Championship 2025 pada pekan depan.
Kepala pelatih ganda putra Pelatnas PBSI, Antonius Budi Ariantho, tak mau gegabah dalam merombak pasangan. Ia merasa perlu berhati-hati dalam menemukan formula terbaik.
Sejauh ini, Antonius menyoroti ada tiga pasangan ganda putra yang memiliki level lebih baik di antara skuad lainnya. Mereka adalah Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Muhammad Shohibul Fikri/Daniel Marthin dan Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana.
Ketiga pasangan ini menjadi tumpuan ganda putra Indonesia yang saat ini memiliki pencapaian baik di level atas. Akan tetapi, jika melihat prestasi ganda putra ke belakang, ketiga pasangan ini terbilang stagnan. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah ketiga pasangan ini harus dirombak untuk menemukan formula terbaik.
Antonius sendiri menilai bahwa perombakan bisa saja terjadi, tetapi tidak ingin gegabah. Tahun ini memang menjadi momen bagi skuadnya untuk bisa melakukan perombakan sebelum menuju Olimpiade Los Angeles 2028. Akan tetapi, Antonius juga harus bersikap hati-hati dalam melakukan perubahan tersebut. (*)