“Kami ingin menyelesaikan masalah ini secara internal, tetapi karena jari-jari menunjuk ke arah kami, kami memutuskan untuk membicarakan masalah ini secara terbuka,” tulis pernyataan resmi perwakilan pemain, dikutip sumber yang sama.
Kami bangga mewakili Nepal, kami amat menyukainya sehingga kami terkadang mengabaikan karier kami di klub. Kami bersedia bermain untuk negara kapanpun tanpa diminta, tapi cara kami diperlakukan oleh pelatih sangat menjijikan,” tambah pernyataan tersebut.
Chand merupakan pemain yang paling terlibat dalam perselisihan pemain dengan pelatih. Eks pemain Persija Jakarta itu mulanya bertanya kepada pelatihnya perihal tempat penginapan para pemain selama pemusatan latihan.
Al-Mutairi selaku pelatihnya pun menjawab para pemain Timnas Nepal akan menginap di asrama federasi. Chand beserta para pemain lain pun geram.
“Kami ingin mengadakan diskusi dengan pelatih, tetapi dia tidak mendengarkan, ANFA juga tidak, dan itulah mengapa kami harus pergi. Kami sebenarnya tidak mau, tetapi kami tidak diperlakukan dengan baik,” sambung pernyataan tersebut.
“Dia (Al-Mutairi) mengatakan bahwa kami memulai perang, tetapi dia akan mengakhirinya,” tuturnya. (*)
Sumber: INews.id