Selain PT Semen Padang dan FKKSPG, mahasiswi semester 5 jurusan Kepelatihan Guru Olahraga, Universitas Negeri Padang (UNP) itu juga mengucapkan terima kasih kepada UNP. Karena, medali perak yang dirahnya pada ajang Pra PON tersebut, juga berkat dorongan dosen sekaligus pelatihnya di UNP.
“Awalnya saya itu ingin mewakili Sumbar untuk Pra PON pada cabang olahraga Tennis. Tapi sayangnya, saya kalah seleksi Pra PON. Kemudian, dosen saya di UNP menyarankan saya untuk turun di cabang olahraga Soft Tennis. Tanpa pikir panjang, saya pun langsung menerima tawaran tersebut,” ujar Zakiah.
Untuk turun pada cabang olahraga Soft Tennis yang untuk pertama kalinya akan dipertandingkan pada ajang PON XXI itu, Zakiah menyebut bahwa dirinya hanya punya waktu 1 bulan untuk mempersiapkan diri. Selama 1 bulan itu, dirinya terus giat untuk berlatih. Mulai dari fisik hingga teknik.
Soft Tennis ini merupakan cabang olahraga baru yang akan dipertandingkan pada PON XXI Aceh Sumut. Tapi, pada PON Jawa Barat tahun 2016, sudah diikutkan pada ekshibisi. Soft Tennis hampir sama dengan Tennis. Bedanya, ada pada raket yang lebih ringan dan kecil, serta bolanya lebih ringan dan lentur.
“Tidak butuh waktu lama untuk saya bisa menyesuaikan diri dengan Soft Tennis ini,” pungkas Zakiah.
Fukratuz Zakiah merupakan atlet binaan FKKSP pada cabang olahraga Tennis Lapangan. Berlatih sejak masih kelas 4 SD, berbagai prestasi berhasil diraih oleh anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Nasrul dan Yuliadis ini. Di antaranya, Juara I Tennis Lapangan 16 Single Putri di Sawahlunto pada 2014, dan Juara II Tennis Lapangan 16 Single Putri di Pariaman tahun 2018. (h/dan)