Dalam konteks pendidikan vokasi, kearifan ini diwujudkan dalam pelatihan-pelatihan yang melibatkan nagari-nagari yang ada di Sumatera Barat, sehingga lulusan pendidikan vokasi tidak hanya menguasai keterampilan yang relevan di dunia industri, tetapi juga memiliki pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan lokal.
Misalnya, dalam sektor pariwisata, Sumatera Barat memiliki potensi besar yang belum sepenuhnya terkelola dengan baik. Melalui pendidikan vokasi yang menekankan pada kearifan lokal, lulusan dapat dilatih untuk mengelola potensi wisata berbasis budaya dan alam yang khas.
Lulusan yang memahami adat dan agama tidak hanya mampu memberikan pelayanan profesional, tetapi juga dapat mengedukasi wisatawan tentang nilai-nilai lokal, sehingga wisatawan dapat merasakan keunikan budaya Minang secara lebih mendalam.
Demikian pula dalam sektor industri kreatif dan kerajinan tangan. Pendidikan vokasi dapat mengembangkan keterampilan teknis dalam pembuatan produk-produk lokal yang bernilai tinggi, seperti songket atau makanan khas, sambil tetap mempertahankan nilai-nilai budaya yang ada.
Ini akan memperkuat citra Sumatera Barat sebagai daerah yang tidak hanya maju secara teknologi, tetapi juga kaya dengan warisan budaya yang tetap hidup dalam setiap produk yang dihasilkan.
Berbasis Karakter Adat dan Agama
Para pendidik dan pengambil kebijakan di Sumatera Barat perlu menciptakan dan mempertahankan kurikulum yang mengintegrasikan keterampilan teknis dengan pendidikan karakter.
Dengan demikian, para siswa tidak hanya dilatih untuk menjadi pekerja yang efisien, tetapi juga sebagai individu yang mampu mempertahankan nilai-nilai lokal dalam kehidupan profesional mereka.