Misalnya, dalam pelajaran manajemen, siswa bisa diajarkan bagaimana menerapkan prinsip-prinsip Islam dan adat Minang dalam etika bisnis dan kepemimpinan, sehingga mereka tidak hanya menjadi pemimpin yang efektif, tetapi juga yang bijaksana dan berkepribadian baik.
Menyongsong Masa Depan
Kencangnya Revolusi Industri 4.0 akhirnya melahirkan Society 5.0. Society 5.0 adalah konsep yang diusung oleh Jepang sebagai visi untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik dengan memanfaatkan teknologi digital dan inovasi dalam konteks sosial dan ekonomi.
Konsep ini muncul sebagai respons terhadap tantangan yang dihadapi oleh masyarakat di era sebelumnya, terutama dalam menghadapi dampak negatif dari Revolusi Industri 4.0, seperti ketidaksetaraan sosial dan krisis lingkungan.
Sejalan dengan Society 5.0, Pendidikan vokasi yang mengharmoniskan antara keterampilan iptek dengan nilai-nilai ABS-SBK merupakan cara Sumatera Barat untuk menghasilkan generasi yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga memiliki integritas moral dan etika yang kuat.
Dengan pendekatan ini, lulusan dapat mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam dunia kerja yang semakin kompleks, sekaligus menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan agama yang menjadi ciri khas masyarakat Minang.
Pendidikan vokasi yang demikian akan mempersiapkan individu yang siap bersaing di pasar global, sambil tetap menjaga identitas lokal, sehingga menciptakan sinergi antara kemajuan teknologi dan pelestarian budaya.
Ini juga akan berkontribusi pada pengembangan masyarakat yang berkeadilan, berkelanjutan, dan harmonis, di mana kemajuan ekonomi tidak mengorbankan nilai-nilai sosial dan budaya yang penting. (*)