Lebih lanjut, era Society 5.0 setidak-tidaknya menuntut manusia untuk menguasai 4 keterampilan dasar untuk mengupayakan manusia sebagai pengendali teknologi, yaitu kreatifitas (creativity), kemampuan berpikir kritis (critical thinking), komunikasi (communication), dan kolaborasi (collaboration).
Empat keterampilan dasar tersebut penting untuk dipersiapkan sejak sekarang dalam menyambut tantangan dunia kerja ke depan. Semua pihak memiliki peran tanggung jawab masing-masing untuk mengatasinya, mulai dari mahasiswa sebagai calon lulusan terapan, pihak lembaga Pendidikan Tinggi Vokasi, hingga Pemerintah.
Upaya dalam menyikapi tantangan di atas diperlukan penyelesaian yang komprehensif dengan melihat aspek persoalan serta resolusi masalah secara holistis. Jika diklasifikan berdasarkan sifatnya, maka upaya dimaksud dapat dijawab dengan dua tantangan.
Pertama, Tantangan Internal. Tantangan internal berasal dari dalam yaitu lembaga Pendidikan Tinggi Vokasi dan mahasiswa. Baik lembaga Pendidikan Tinggi Vokasi maupun mahasiswa harus mampu melakukan transformasi pembelajaran yang tidak hanya terbatas pada pembelajaran teoritis berdasarkan kurikulum, namun perlu dilakukan sesuatu yang bernilai inovasi dan kreasi.
Salah satu medianya adalah dengan mengoptimalkan Pembelajaran Berbasis Proyek (project based learning). Project Based Learning merupakan model pembelajaran yang berorientasi pada pemecahan masalah. Model ini sangat relevan terhadap kebutuhan dinamika dunia kerja kedepan yang berbasis pada keterampilan mahasiswa.
Kedua, Tantangan Eksternal. Tantangan eksternal berasal dari luar yaitu kebijakan pemerintah. Pemerintah dengan kewenangan hubungan antar lembaga yang dimilikinya mesti mengupayakan tantangan dunia kerja di era 5.0 dengan memperkuat kerja sama dengan pihak industri.
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat maupun lembaga Pendidikan Tinggi Vokasi yang ada saat ini sudah saatnya memiliki pandangan sama dalam rangka memperkuat citra Pendidikan Vokasi di Sumatera Barat.