Oleh : Deaf Wahyuni Ramadhani
(Dosen Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta)
Kenakalan remaja merupakan fenomena sosial yang semakin mengkhawatirkan di Indonesia, dengan berbagai bentuk perilaku menyimpang yang melibatkan remaja. Banyak faktor yang berkontribusi terhadap perilaku menyimpang ini, dan penting untuk memahami siapa yang bertanggung jawab dalam konteks ini.
Kenakalan remaja merujuk pada tindakan atau perilaku remaja yang bertentangan dengan hukum, norma sosial, dan agama. Tindakan ini dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain, serta mengganggu ketentraman masyarakat. Dasar hukum mengenai kenakalan remaja di Indonesia melibatkan berbagai undang-undang dan peraturan yang bertujuan untuk menangani dan mengatur perilaku menyimpang di kalangan remaja. Berikut adalah beberapa poin penting terkait dasar hukum tersebut:
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.
Undang-undang ini mengatur penanganan anak yang berkonflik dengan hukum, yaitu anak yang berusia 12 hingga 18 tahun yang diduga melakukan tindak pidana. Istilah “kenakalan” tidak digunakan secara eksplisit, tetapi fokus pada perlindungan dan rehabilitasi anak.
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.
Meskipun tidak secara langsung membahas kenakalan remaja, undang-undang ini memberikan kerangka kerja untuk melindungi hak-hak anak dan mencegah tindakan yang dapat merugikan mereka.
Kenakalan remaja di Indonesia merupakan isu yang terus meningkat dan memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak. Fenomena ini mencakup berbagai perilaku negatif seperti tawuran, penyalahgunaan narkoba, pelanggaran hukum, dan tindakan anti-sosial lainnya. Berikut adalah analisis terkini mengenai kenakalan remaja di Indonesia, termasuk data statistik, faktor penyebab, dan upaya penanggulangan.
Situasi Kenakalan Remaja
Kasus kenakalan remaja di Indonesia selama tahun 2023 menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam berbagai aspek. Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) melaporkan bahwa jumlah pengaduan hak anak pada tahun 2023 meningkat sebesar 30% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan total 3.547 kasus. Dari jumlah tersebut, 1.915 kasus merupakan kekerasan seksual, dan 958 kasus adalah kekerasan fisik. Data menunjukkan bahwa ada 16.720 anak menjadi korban perundungan dan 10.314 anak terlibat dalam kasus pornografi sepanjang tahun ini. Banyak dari mereka mengalami dampak psikologis serius seperti depresi dan kehilangan kepercayaan diri. Selain bullying, kejahatan yang dilakukan oleh remaja juga meningkat, dengan laporan mengenai tawuran dan tindakan kriminal lainnya yang semakin meresahkan masyarakat.
Kasus-kasus ini menunjukkan bahwa kenakalan remaja di Indonesia tidak hanya terbatas pada perilaku nakal biasa, tetapi juga melibatkan kekerasan serius dan penggunaan senjata. Hal ini memerlukan perhatian dari masyarakat dan pihak berwenang untuk mencari solusi yang efektif dalam menangani masalah ini.
Faktor Penyebab Kenakalan Remaja
Penyebab kenakalan remaja merupakan isu yang kompleks dan multifaset, melibatkan berbagai faktor yang saling berinteraksi. Berikut adalah beberapa faktor utama yang sering diidentifikasi sebagai penyebab kenakalan remaja:
Faktor internal
Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku “nakal”. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
Faktor eksternal
Kurangnya perhatian dari orang tua, serta kurangnya kasih sayang keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan pondasi primer bagi perkembangan anak. Keadaan lingkungan keluarga yang menjadi sebab timbulnya kenakalan remaja seperti keluarga yang broken-home, rumah tangga yang berantakan disebabkan oleh kematian ayah atau ibunya, keluarga yang diliputi konflik keras, ekonomi keluarga yang kurang, semua itu merupakan sumber yang subur untuk memunculkan kenakalan remaja. Sedangkan lingkungan sekitar dan sekolah ikut memberikan nuansa pada perkembangan anak. Karena itu baik-buruknya struktur keluarga dan masyarakat sekitar memberikan pengaruh baik atau buruknya pertumbuhan kepribadian anak.
Minimnya pemahaman tentang keagamaan: Dalam kehidupan berkeluarga, kurangnya pembinaan agama juga menjadi salah satu faktor terjadinya kenakalan remaja. Dalam pembinaan moral, agama mempunyai peranan yang sangat penting karena nilai-nilai moral yang datangnya dari agama tetap tidak berubah karena perubahan waktu dan tempat.
Pengaruh dari lingkungan sekitar: Pengaruh budaya Barat serta pergaulan dengan teman sebaya yang sering memengaruhi untuk mencoba dan akhirnya malah terjerumus ke dalamnya. Lingkungan adalah faktor yang paling memengaruhi perilaku dan watak remaja. Jika dia hidup dan berkembang di lingkungan yang buruk, moralnya pun akan seperti itu adanya. Sebaliknya jika ia berada di lingkungan yang baik maka ia akan menjadi baik pula.
Tempat pendidikan: Tempat pendidikan, dalam hal ini yang lebih spesifiknya adalah berupa lembaga pendidikan atau sekolah. Kenakalan remaja ini sering terjadi ketika anak berada di sekolah dan jam pelajaran yang kosong. Belum lama ini bahkan terlihat di media adanya kekerasan antar pelajar yang terjadi di sekolahnya sendiri. Ini adalah bukti bahwa sekolah juga bertanggung jawab atas kenakalan dan dekadensi moral yang terjadi di negeri ini.
Kartini Kartono berpendapat bahwasannya faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja antara lain:
Anak kurang mendapatkan perhatian, kasih sayang dan tuntunan pendidikan orang tua, terutama bimbingan ayah, karena ayah dan ibunya masing–masing sibuk mengurusi permasalahan serta konflik batin sendiri.
Kebutuhan fisik maupun psikis remaja yang tidak terpenuhi, keinginan dan harapan anak tidak bisa tersalur dengan memuaskan, atau tidak mendapatkan kompensasinya.
Anak tidak pernah mendapatkan latihan fisik dan mental yang sangat diperlukan untuk hidup normal, mereka tidak dibiasakan dengan disiplin dan kontrol diri yang baik.
Secara keseluruhan, kenakalan remaja tidak disebabkan oleh satu faktor tunggal, melainkan merupakan hasil interaksi antara berbagai elemen internal dan eksternal. Memahami faktor-faktor ini penting untuk mengembangkan strategi pencegahan dan intervensi yang efektif.
Upaya Penanggulangan Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja merupakan masalah sosial yang kompleks dan memerlukan pendekatan yang beragam untuk penanggulangannya. Berikut adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja, yang dibagi menjadi tiga kategori utama: tindakan preventif, tindakan represif, dan tindakan kuratif dan rehabilitasi.
Tindakan preventif
Upaya penanggulangan secara preventif yaitu suatu usaha untuk menghindari kenakalan atau mencegah timbulnya kenakalan sebelum rencana kenakalan itu bisa atau setidaknya dapat memperkecil jumlah kenalan remaja setiap harinya. Agar dapat mewujudkan upaya penggulangan tersebut perlu dilakukan langkah-langkah yang tepat dalam melakukan upaya preventif tersebut, antara lain:
Dalam lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama dan terakhir dalam membentuk pribadi anak, sehingga langkah yang dapat ditempuh dalam upaya preventif ini antara lain:
Menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis dengan menghindari percecokan antara istri dan suami serta kerabat yang lain.
Menjaga agar dalam keluarga jangan sampai terjadi perceraian, sehingga dalam keluarga tidak terjadi broken home.
Orang tua hendaknya lebih banyak meluangkan wakru di rumah, sehingga mereka mempunyai waktu untuk memberi perhatian terhadap pendidikan anaknya.
Orang tua harus berupaya memahami kebutuhan anak, tidak bersikap yang berlebihan, sehingga anak tidak akan menjadi manja.
Menanamkan disiplin pada anak.
Orang tua tidak terlalu mengawasi dan mengatur setiap gerak-gerik anak, sehingga kebebasan mandiri akan tertanam.
Dalam lingkungan sekolah
Langkah-langkah untuk melakukan upaya pencegahan dalam lingkungan sekolah antara lain:
Guru hendaknya menyampaikan materi pelajaran tidak membosankan, dan jangan terlalu sulit sehingga motivasi belajar anak tidak menurun secara drastis.
Guru harus memiliki disiplin yang tinggi terutama frekuensi kehadiran yang lebih teratur di dalam hal mengajar.
Antar pihak sekolah dan orang tua secara teratur dapat mengadakan kerjasama dalam membentuk pertemuan untuk membicarakan masalah pendidikan dan prestasi anak.
Pihak sekolah mengadakan operasi ketertiban secara kontinyu dalam waktu tertentu.
Adanya sarana dan prasarana yang memadai guna mendukung berlangsungnya proses belajar mengajar, sehingga anak merasa kerasan di sekolah.
Dalam lingkungan masyarakat
Langkah-langkah pencegahan yang harus ditempuh masyakat antara lain:
Perlu adanya pengawasan atau kontrol dengan jalan menyeleksi masuknya unsur-unsur baru.
Perlu adanya pengawasan terhadap pengedaran buku-buku seperti komik, majalah ataupun pemasangan iklan-iklan yang dianggap perlu.
Menciptakan kondisi sosial yang sehat, sehingga akan mendukung perkembangan dan pertumbuhan anak.
Memberi kesempatan untuk berpartisipasi pada bentuk kegiatan yang lebih relavan dengan adanya kebutuhan anak muda zaman sekarang
Tindakan represif
Upaya penaggulangan secara represif adalah suatu usaha atau tindakan untuk menindas dan menahan kenakalan remaja sesering mungkin atau menghalagi timbulnya peristiwa yang lebih kuat. Upaya ini bisa diwujudkan dengan jalan memberi peringatan atau hukuman kepada pelaku kenakalan remaja terhadap setiap pelangaran yang dilakuannya. Bentuk hukuman tersebut bersifat psikologis yaitu mendidik dan menolong agar mereka menyadari akan perbuatannya dan tidak akan mengulangi kesalahannya. Upaya represif tersebut diantaranya:
Dari lingkungan keluarga dapat ditempuh dengan jalan mendidik anak hidup disiplin terhadap peraturan yang berlaku dan bila dilanggar harus ditindak atau diberi hukuman sesuai dengan perbuatannya.
Dalam lingkungan masyarakat dapat ditempuh dengan memfungsikan peran masyarakat sebagai kontrol sosial yaitu dengan langkah-langkah sebagi berikut:
Memberi nasihat secara langsung kepada anak yang bersangkutan agar anak tersebut meninggalkan kegiatannya yang tidak sesuai dengan seperangkat norma yang berlaku, yakni norma hukum, sosial, susila dan agama.
Membicarakan dengan orang tua anak yang bersangkutan dan dicarikan jalan keluar untuk anak tersebut.
Sebagai langkah terakhir masyarakat untuk lebih berani melaporkan kepada yang berwajib tentang adanya perbuatan dengan disertai bukti-bukti yang nyata, sehingga bukti tersebut dapat dijadikan dasar yang kuat bagi instansi yang berwenang dalam menyelesaikan kasus kenakalan remaja.
Dalam lingkungan sekolah dapat diambil sebagai langkah awal adalah dengan memberi teguran dan peringatan jika anak melakukan pelanggaran terhadap tata tertib di sekolah. Bentuk hukuman tersebut bisa berupa melarang bersekolah untuk sementara waktu. Hal ini dilakukan agar menjadi contoh bagi siswa lainya, sehingga dengan demikian mereka tidak mudah melakukan pelangaran atau tata tertib sekolah.
Tindakan kuratif dan rehabilitasi
Tindakan kuratif dan rehabilitasi dalam mengatasi kenakalan remaja berarti usaha untuk memulihkan kembali (menolong) anak yang terlibat kenakalan agar kembali dalam perkembangan yang normal atau sesuai dengan aturan-aturan/norma hukum yang berlaku. Sehingga pada diri anak tumbuh kesadaran dan terhindar dari keputus-asaan (frustasi). Penanggulangan ini dilakukan melalui pembinaan secara khusus maupun perorangan yang ahli dalam bidang ini.
Menurut Kartini Kartono penanggulangan kenakalan remaja dapat ditempuh melalui cara berikut ini:
Menghilangkan semua sebab-musabab timbulnya kejahatan remaja, baik yang berupa pribadi familial, sosial ekonomis, dan kultural.
Melakukan perubahan lingkungan dengan jalan mencarikan orang tua angkat/asuh dan memberikan fasilitas yang diperlukan bagi perkembangan jasmani dan rohani yang sehat bagi remaja.
Memindahkan anak dengan tingkat kenakalan tinggi ke sekolah yang lebih baik, atau ke tengah lingkungan sosial yang baik.
Memberikan latihan bagi para remaja untuk hidup teratur, tertib dan berdisiplin.
Memanfaatkan waktu senggang di camp latihan, untuk membiasakan diri bekerja, belajar dan melakukan rekreasi sehat dengan disiplin tinggi.
Menggiatkan organisasi pemuda dengan program-program latihan vokasional untuk mempersiapkan anak pelaku kenakalan remaja agar siap menghadapi dunia kerja dan hidup di tengah masyarakat.
Memperbanyak lembaga latihan kerja dengan program kegiatan pembangunan.
Mendirikan klinik psikologi untuk meringankan dan memecahkan konflik emosional dan gangguan kejiwaan lainnya. Memberikan pengobatan medis dan terapi psikoanalitis bagi mereka yang menderita gangguan kejiwaan.
Zakiah Daradjat mempunya alternatif dalam menghadapi kenakalan remaja sebagai berikut:
Pendikan agama: Pendidikan agama harus dimulai dari rumah tangga, saat anak masih kecil dan yang terpenting adalah percaya kepada Tuhan YME. Serta dapat membiasakan atau mematuhi dan menjaga nilai-nilai dan kaidah-kaidah yang ditemukan di dalam ajaran agama tersebut.
Orang tua harus mengerti dasar-dasar pendidikan: Pendidikan dan perlakuan yang diterima oleh anak sejak kecil merupakan sebab pokok dari kenakalan anak, maka orang tua harus mengetahui bentuk-bentuk dasar pengetahuan yang minimal tentang jiwa anak dan pokok pendidikan yang harus dilakukan dalam menghadapi bermacam-macam sifat anak.
Pengisian waktu luang dengan teratur: Cara pengisian waktu luang jangan dengan membiarkan anak mencari jalan sendiri. Terutama anak yang sedang menginjak remaja, karena pada masa ini anak banyak menhadapi perubahan yang bercam-macam dan banyak menemui problem pribadi. Bila tidak pandai mengisi waktu luang, mungkin akan tenggelam dalam memikirkan diri sendiri dan menjadi pelamun.
Membentuk markas-markas bimbingan dan penyuluhan: Adanya markas-markas bimbingan dan penyeluruhan di setiap sekolah untuk menampung kesukaran anak dengan Tingkat kenakalan tinggi.
Pengertian dan pengalaman ajaran agama: Hal ini untuk dapat menghindarkan masyarakat dari kerendahan budi dan penyelewengan yang dengan sendirinya anak juga akan tertolong.
Penyaringan buku-buku cerita, komik, film-film dan sebagainya: Sebab kenakalan remaja tidak dapat dipisahkan dari pendidikan dan perlakuan yang diterima oleh anak dari orang tua, sekolah, dan masyarakat.
Dengan menerapkan kombinasi dari ketiga tindakan ini, diharapkan dapat mengurangi angka kenakalan remaja dan membantu mereka berkembang menjadi individu yang lebih baik.