Oleh : Nova Novita (Universitas Negeri Padang)
Globalisasi telah membawa dunia ke dalam era konektivitas yang semakin erat. Seperti perdagangan internasional, teknologi, dan pertukaran budaya kini menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat modern. Meskipun globalisasi menawarkan banyak peluang, dampaknya tidak selalu positif bagi semua pihak. Akan tetapi globalisasi juga membawa arus budaya baru yang sering kali bertabrakan dengan nilai-nilai lokal. Meskipun globalisasi membuka peluang bagi perdagangan internasional, tidak semua kelompok masyarakat dapat merasakan manfaatnya. Globalisasi sering kali menguntungkan perusahaan besar dan kelompok masyarakat dengan modal yang memadai. Sementara itu, para petani, nelayan, dan pekerja informal sering kali tidak dapat bersaing dalam pasar global. Hal ini memperburuk ketimpangan ekonomi di Indonesia.
Globalisasi, dengan segala manfaatnya, juga memperbesar kesenjangan antara yang kaya dan miskin. Ketidak seimbangan akses terhadap teknologi, pendidikan, dan peluang ekonomi memperburuk situasi masyarakat miskin. Dalam konteks Indonesia, Globalisasipun sering memperbesar jurang antara yang kaya dan miskin. Kebijakan Indonesia harus memastikan bahwa manfaat globalisasi tidak hanya dinikmati oleh segelintir elit, tetapi juga masyarakat miskin di daerah tertinggal, maka dari pada itu Indonesia penting untuk menganalisis bagaimana globalisasi memengaruhi kemiskinan karena. Globalisasi telah mengubah pola kehidupan masyarakat. Dimana urbanisasi yang cepat adalah salah satu dampak dari globalisasi yang memengaruhi Indonesia. Banyak orang berpindah dari desa ke kota dengan harapan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Namun, sering kali mereka malah terjebak dalam lingkaran kemiskinan di kawasan kumuh perkotaan. Akses terhadap layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan perumahan menjadi sangat terbatas bagi kelompok ini.
Kemiskinan di tengah globalisasi adalah tantangan yang kompleks, namun tidak mustahil untuk diatasi. Dimana masyarakat miskin, khususnya di pedesaan, dapat merasa terpinggirkan karena kurangnya akses terhadap teknologi dan informasi. Selain itu, budaya konsumtif yang dibawa globalisasi dapat menambah tekanan ekonomi pada kelompok masyarakat dengan pendapatan rendah Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah kemiskinan, khususnya di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Kemiskinan di Indonesia tetap menjadi isu krusial, meskipun negara ini telah menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir.
Indonesia melakukan upaya untuk mengatasi tingkat kemiskinan dengan pendekatan yang holistik, melibatkan berbagai sektor, dan memanfaatkan potensi globalisasi secara strategis, Indonesia dapat mengurangi dampak negatif kemiskinan. Dengan adanya Investasi dalam pendidikan, penguatan ekonomi lokal, digitalisasi, perlindungan sosial, dan kolaborasi internasional adalah langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk memastikan bahwa manfaat globalisasi dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Sebagai bangsa yang besar, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi contoh dalam mengatasi kemiskinan di era globalisasi. Namun, upaya ini membutuhkan komitmen kuat dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat secara keseluruhan. Dengan demikian, kemiskinan bukan lagi menjadi penghalang, melainkan peluang manfaatkan globalisasi untuk mengurangi kemiskinan dan menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan berkeadilan. (*).