Bahaya Kenakalan Remaja dan Penyalahgunaan Narkoba: Meningkatkan Kesadaran akan Bahaya Kenakalan Remaja Terhadap Generasi Muda

Bahaya Kenakalan Remaja

Muhammad Aras Abdillah

ABSTRAK

Kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba menjadi masalah sosial yang semakin serius dan berdampak buruk pada perkembangan generasi muda. Remaja, yang tengah berada dalam fase pencarian identitas diri, sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan yang tidak mendukung. Penyalahgunaan narkoba sering kali terjadi sebagai bentuk pelarian dari tekanan emosional atau pengaruh teman sebaya. Pencegahan terhadap kenakalan dan penyalahgunaan narkoba dapat dilakukan melalui tiga pendekatan utama: pencegahan primer, yang bertujuan mencegah masalah sejak dini dengan memberikan edukasi dan penanaman nilai-nilai positif; pencegahan sekunder, yang menargetkan remaja yang sudah menunjukkan perilaku menyimpang dengan pendekatan yang lebih intensif seperti konseling; dan pencegahan tersier, yang fokus pada rehabilitasi remaja yang telah terlibat narkoba. Kerja sama yang solid antara keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan melindungi remaja, guna memastikan masa depan yang lebih cerah bagi mereka.

Kata kunci: Narkoba, Kenakalan Remaja, Masalah Sosial

PENDAHULUAN

Masa remaja adalah fase penting dalam kehidupan setiap anak yang tengah bertumbuh menjadi sedikit dewasa, di mana individu berusaha menemukan identitas diri dan menentukan arah hidupnya. Dalam proses ini, remaja sering kali bingung dalam pencarian jati diri. Namun, pencarian jati diri ini sering kali disertai ketidakpastian, terutama jika mereka berada di lingkungan yang tidak kondusif atau penuh kontradiksi. Menurut Becker (dalam Soerjono Soekanto, 1998), setiap manusia memiliki dorongan untuk melanggar aturan dalam situasi tertentu. Pada remaja, dorongan ini dapat terwujud dalam bentuk kenakalan, yang kini berkembang menjadi tindakan kriminal.

 Banyak kasus kenakalan remaja dan kejahatan yang disebabkan perilaku menyimpang remaja, mulai dari kasus bolos sekolah, pulang malam, keluyuran di jalan- jalan, mabuk-mabukan atau mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Data Badan Narkotika Nasional pada tahun 2018 mencapai angka 2, 29 juta orang yang terkena penyalahgunaan obat-obatan terlarang dengan usia 15-35 tahun yang didominasi mahasiswa dan kalangan pekerja. Hal ini, menyatakan bahwa remaja adalah yang sangat rentan terpengaruh penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Remaja merupakan aset negara yang harus dijaga dari penyalahgunaan obat-obatan terlarang (Fusnika, 2019). Pengaruh pemakaian narkoba sangat buruk baik dari segi kesehatan dan dampak hukum yang didapatkan.

Kenakalan remaja bukan sekadar hasil dari kesalahan dalam pencarian identitas, tetapi juga menunjukkan kurangnya dukungan dari lingkungan di sekitar mereka. Keluarga, sekolah, dan masyarakat memiliki tanggung jawab besar untuk memberikan arahan yang tepat agar remaja dapat tumbuh menjadi manusia yang taat akan hukum. Masa remaja sering kali dikuasai oleh rasa ingin tahu yang besar, pengaruh pergaulan yang membuat mereka rentan terjerumus pada perilaku negatif, seperti penyalahgunaan narkoba. Penyalahgunaan Narkoba merajalela hingga ke lingkungan Pendidikan karena pada nyatanya lebih mudah dalam mempengaruhi dan mengembangkannya disana. Oleh sebab itu, pendidik harus berperan aktif tidak hanya dalam memberikan ilmu, tetapi juga dalam membimbing, mengawasi. Orang tua juga perlu menjalin komunikasi yang baik dengan anak-anak mereka. Di sisi lain, masyarakat harus berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang sehat. Melindungi remaja bukan hanya sekadar upaya menangani tantangan saat ini, tetapi juga langkah penting dalam menjaga masa depan bangsa yang penuh harapan.

METODE

Pembahasan ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode studi literatur. Teknik pengambilan data dengan cara mengkaji berbagai sumber literatur yang berasal dari berbagai dokumen dan sumber ilmiah. Data penelitian yang diambil dari beberapa sumber seperti buku, internet dan jurnal-jurnal penelitian yang relevan dengan dengan tema penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Narkoba adalah bahan berbahaya yang dapat mempengaruhi kondisi mental dan psikologis seseorang, termasuk akal, perilaku, dan perasaannya. Penggunaan zat ini dapat menimbulkan efek kecanduan atau ketergantungan, yang membuat seseorang terus – menerus bergantung pada narkoba tersebut. Perlu diketahui macam – macam Narkoba itu seperti morfin, methadon, kokain, ganja, ekstasi, heroin, sabu – sabu. Masuk pada masalah utama yaknikenakalan remaja yang dikenal dengan perilaku yang menyimpang atau tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku di masyarakat, yang dilakukan oleh individu pada masa remaja. Diketahui bahwa pada fase ini mereka sedang mencari identitas diri dan mencoba menemukan peran mereka dalam masyarakat. Kenakalan remaja semakin bertambahnya tahun semakin tidak terkendali. Banyak ditemukan kenakalan ini justru menjerumuskan pada tindak pidana yang tidak seharunsya bisa dijangkau para remaja. Bertalian dengan pengertian pertama yakni tindakan berupa penggunaan narkoba selain dari penyimpangan seperti mencuri, berkelahi dan yang lainnya.  Faktor – faktor yang mempengaruhi remaja dalam melakukan penyalahan narkoba merujuk pada penelitian jurnal Ahmad Syafi, dalam jurnalnya yang berjudul Pengaruh Narkoba terhadap kenakalan remaja di Sulawesi Tengah didapatkan data sebagai berikut:

Tabel 1: Motivasi Pengguna Narkoba

Motivasi Penggunaan Narkoban(%)
Sekedar mencoba – coba12330,75
Untuk memperoleh kenikmatan6616,5
Kehendak ingin bebas9724,25
Menghilangkan stress11428,5
Jumlah400100

Faktor internal dan eksternal hingga dampak yang dapat diketahui dalam pengaruh kenakalan remaja (pemakaian narkoba):

  1. Keluarga

Keluarga adalah lingkungan pertama yang sangat krusial bagi pertumbuhan seorang remaja. Masalahnya, tidak semua orang tua mampu untuk menciptakan keluarga yang harmonis dan memberikan Batasan – Batasan dan mengawasi anak – anaknya. Hal ini biasanya dilihat pada kasus perceraian, kekerasan dalam rumah tangga, komunikasi yang tidak baik ataupun orang tua yang sangat sibuk.

Bertalian dengan faktor internal yaitu keluarga, dengan tidak kokohnya faktor internal ini mengakibatkan remaja semakin bebas pergaulannya tanpa ada arahan dan diperkuat dengan pengaruh budaya luar yang banyak melegalkan beberapa hal yang tidak legal di Indonesia. Misal dari mabuk – mabukkan atau free sex membuat remaja menjadi lebih buruk dan terjerumus pada narkoba. Rasa tidak adil yang melekat pada perasaan remaja juga menjadikan mereka paling tersakiti dan melampiaskannya dengan hal yang buruk pula. Sering kali pemikiran seperti, sekali buruk maka lebih baik buruk selamanya, yang menjadi stereotype banyak remaja.

Apabila seorang remaja setidaknya pernah mencoba narkoba sekali, dengan lingkungan yang mendukungnya untuk melakukan perbuatan buruk ini, ditambah dengan tidaka danya pengawasan sekitar, narkoba dapat menjadi suatu kecanduan yang tidak dapat dihilangkan. Ketika seorang remaja merasa bahwa pelampiasannya hanya pada narkoba, ini menjadikan narkoba sebagai makanan sehari – hari dan nantinya tidak bisa berhenti dan tidak bisa membedakan mana dunia nyata dan dunia imajinasinya. Apabila berhenti, remaja ini malah bisa menjadi gila karena saraf otaknya sudah rusak. Efek Samping Yang Didapatkan, akan menimbulkan halusinasi, membuat pengguna menjadi lebih senang dan meresa gembira untuk sementara waktu, tidak sadarkan diri, dan menyebakan kecanduan lalu menurut jenisnya, dapat membuat depresi, lelah, malas bekerja, tidur, gelisah, denyut jantung berdetak kencang, meningkatnya rasa percaya diri, keringat dingin, kejang–kejang.

Dalam perkembangan masyarakat saat ini, remaja cenderung lebih terbuka dan tertarik pada hal-hal baru, sementara orang tua lebih bersikap konservatif dan cenderung mempertahankan nilai-nilai yang mereka pelajari sepanjang hidup. Perbedaan pandangan ini sering menimbulkan konflik antara generasi muda dan tua, di mana generasi tua cenderung mengidentifikasi diri dengan kebudayaan dominan. Dalam situasi seperti ini, remaja lebih merasa dekat dengan teman sebaya daripada orang tua mereka di rumah. Beberapa orang bahkan berpendapat bahwa perilaku seperti mengonsumsi ganja atau zat adiktif lainnya dianggap sebagai bagian dari kebudayaan modern yang dianggap “super modern” oleh sebagian kalangan. Pencegahan penyalahgunaan narkoba dapat dibagi menjadi tiga jenis:

  1. Pencegahan primer, Dilakukan pada individu dan lingkungan sekitar yang belum banyak terpapar kasus penyalahgunaan narkoba. Upaya ini dilakukan dengan mengedepankan kegiatan positif serta memberikan edukasi mengenai bahaya narkoba.

 b.   Pencegahan sekunder, yang ditujukan kepada individu atau kelompok yang berisiko lebih tinggi terhadap penyalahgunaan narkoba dan sudah menunjukkan tanda-tanda penyalahgunaan. Langkah-langkah yang diambil termasuk sosialisasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan dan hidup bebas dari narkoba.

c. Pencegahan tersier, yang difokuskan pada individu atau kelompok yang sudah terjerumus dalam penggunaan narkoba dan mengalami ketergantungan. Upaya pencegahan ini melibatkan layanan medis, rehabilitasi, serta pemantauan agar mereka tidak mengalami gejala sakau atau gangguan mental lainnya.

Pencegahan Kenakalan Remaja diluar dari penggunaan narkoba bisa dilakukan dengan pencegahan dengan berbagai pendekatan, antara lain: 

a. Pencegahan primer, yaitu langkah-langkah yang diambil sebelum kenakalan terjadi, yang menyasar individu dan lingkungan yang belum banyak terpengaruh oleh perilaku menyimpang. Upaya ini berfokus pada pengembangan kegiatan positif dan memberikan pemahaman tentang pentingnya nilai-nilai moral serta dampak buruk dari kenakalan. 

b. Pencegahan sekunder, yang ditujukan kepada remaja yang sudah menunjukkan tanda-tanda perilaku menyimpang. Pendekatan ini melibatkan upaya untuk mengurangi kecenderungan kenakalan lebih lanjut melalui pemantauan lebih ketat, serta memberikan edukasi tentang bahaya kenakalan dan pentingnya pengambilan keputusan yang baik. 

c. Pencegahan tersier, yang menyasar remaja yang sudah terlibat dalam kenakalan atau tindakan kriminal. Fokus utamanya adalah rehabilitasi dan pembinaan untuk membantu mereka kembali ke jalan yang benar. Pendekatan ini termasuk layanan konseling, pendidikan ulang, serta dukungan agar mereka terhindar dari perilaku merugikan di masa depan.

KESIMPULAN

Kesimpulannya, kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba adalah masalah besar yang memerlukan perhatian dari semua pihak, seperti keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah. Perilaku menyimpang ini sering kali dipengaruhi oleh pencarian identitas diri, pengaruh teman, dan lingkungan yang tidak mendukung. Pencegahan dapat dilakukan dalam tiga langkah utama: pertama, pencegahan primer, yaitu memberikan edukasi dan nilai-nilai positif untuk menghindari masalah sejak awal; kedua, pencegahan sekunder, yang fokus pada remaja yang mulai menunjukkan perilaku menyimpang, dengan pendekatan lebih intensif seperti konseling; dan ketiga, pencegahan tersier, yaitu memberikan rehabilitasi bagi remaja yang sudah terlibat narkoba untuk membantu mereka pulih. Pencegahan yang efektif memerlukan kerja sama antara keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah. Keluarga harus memberikan perhatian dan pengawasan, sekolah menciptakan lingkungan yang mendukung, dan masyarakat serta pemerintah berperan dalam menyusun kebijakan dan program pencegahan yang tepat. Dengan pendekatan yang komprehensif, kita dapat membantu remaja tumbuh menjadi generasi yang sehat, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terimakasih penulis ucapkan kepada para pihak yang membantu dalam pembuatan artikel ini. Mulai dari rujukan jurnal yang dapat digunakan serta referensi lainnya. Serta para pihak yang ikut terlibat. Semoga artikel ini mudah dipahami dengan segi ilmiahnya dan bisa menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Mardatilla, A. (2022). Kenakalan remaja dan upaya penanggulangannya di Desa Senggigi, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat Nusa Tenggara Barat. Retorika: Journal of Law, Social, and Humanities, 1(1), 43-56. https://unu-ntb.e-journal.id/retorika/article/view/215

Mardliyah, H., & Ajie, G. R. (2019). Analisis faktor penyebab kenakalan remaja di Kelurahan Samban. Jurnal Bimbingan dan Konseling Indonesia, 3(2), 72-77. https://ejournal-pasca.undiksha.ac.id/index.php/jurnal_bk/article/view/3052

Mumtahanah, N. (2015). Upaya menanggulangi kenakalan remaja secara preventif, refresif, kuratif dan rehabilitasi. AL HIKMAH: Jurnal Studi Keislaman, 5(2). https://core.ac.uk/download/pdf/268132659.pdf

Nuraeni, H. (2022). Masalah kenakalan remaja: Juvenile delinquency problem. Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 16(1), 9-16. https://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.php/JPLS/article/view/14133/4390

Siregar, R. A. (2019). Ancaman narkoba bagi generasi muda dan upaya pencegahan serta penanggulangannya. Jurnal Comunita Servizio, 1(2), 143-153. http://ejournal.uki.ac.id/index.php/cs/article/view/1284

Tambunan, M. S., Telaumbanua, W. E., Pane, R., Hutasoit, M., & Situmeang, D. (2024). Analisis kenakalan remaja terhadap prestasi belajar siswa kelas X SMA N 1 Gunung Sitoli. Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP), 7(2), 6130-6137.

Jurnal Warta Pengabdian Andalas – ISSN: 0854-655X

Muhammad Aras Abdillah (Fakultas Hukum, Limau Manis Kec. Pauh, Kota Padang, 25163, Indonesia)

Exit mobile version