Dalam perkembangan masyarakat saat ini, remaja cenderung lebih terbuka dan tertarik pada hal-hal baru, sementara orang tua lebih bersikap konservatif dan cenderung mempertahankan nilai-nilai yang mereka pelajari sepanjang hidup. Perbedaan pandangan ini sering menimbulkan konflik antara generasi muda dan tua, di mana generasi tua cenderung mengidentifikasi diri dengan kebudayaan dominan. Dalam situasi seperti ini, remaja lebih merasa dekat dengan teman sebaya daripada orang tua mereka di rumah. Beberapa orang bahkan berpendapat bahwa perilaku seperti mengonsumsi ganja atau zat adiktif lainnya dianggap sebagai bagian dari kebudayaan modern yang dianggap “super modern” oleh sebagian kalangan. Pencegahan penyalahgunaan narkoba dapat dibagi menjadi tiga jenis:
- Pencegahan primer, Dilakukan pada individu dan lingkungan sekitar yang belum banyak terpapar kasus penyalahgunaan narkoba. Upaya ini dilakukan dengan mengedepankan kegiatan positif serta memberikan edukasi mengenai bahaya narkoba.
b. Pencegahan sekunder, yang ditujukan kepada individu atau kelompok yang berisiko lebih tinggi terhadap penyalahgunaan narkoba dan sudah menunjukkan tanda-tanda penyalahgunaan. Langkah-langkah yang diambil termasuk sosialisasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan dan hidup bebas dari narkoba.
c. Pencegahan tersier, yang difokuskan pada individu atau kelompok yang sudah terjerumus dalam penggunaan narkoba dan mengalami ketergantungan. Upaya pencegahan ini melibatkan layanan medis, rehabilitasi, serta pemantauan agar mereka tidak mengalami gejala sakau atau gangguan mental lainnya.
Pencegahan Kenakalan Remaja diluar dari penggunaan narkoba bisa dilakukan dengan pencegahan dengan berbagai pendekatan, antara lain:
a. Pencegahan primer, yaitu langkah-langkah yang diambil sebelum kenakalan terjadi, yang menyasar individu dan lingkungan yang belum banyak terpengaruh oleh perilaku menyimpang. Upaya ini berfokus pada pengembangan kegiatan positif dan memberikan pemahaman tentang pentingnya nilai-nilai moral serta dampak buruk dari kenakalan.
b. Pencegahan sekunder, yang ditujukan kepada remaja yang sudah menunjukkan tanda-tanda perilaku menyimpang. Pendekatan ini melibatkan upaya untuk mengurangi kecenderungan kenakalan lebih lanjut melalui pemantauan lebih ketat, serta memberikan edukasi tentang bahaya kenakalan dan pentingnya pengambilan keputusan yang baik.
c. Pencegahan tersier, yang menyasar remaja yang sudah terlibat dalam kenakalan atau tindakan kriminal. Fokus utamanya adalah rehabilitasi dan pembinaan untuk membantu mereka kembali ke jalan yang benar. Pendekatan ini termasuk layanan konseling, pendidikan ulang, serta dukungan agar mereka terhindar dari perilaku merugikan di masa depan.
KESIMPULAN
Kesimpulannya, kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba adalah masalah besar yang memerlukan perhatian dari semua pihak, seperti keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah. Perilaku menyimpang ini sering kali dipengaruhi oleh pencarian identitas diri, pengaruh teman, dan lingkungan yang tidak mendukung. Pencegahan dapat dilakukan dalam tiga langkah utama: pertama, pencegahan primer, yaitu memberikan edukasi dan nilai-nilai positif untuk menghindari masalah sejak awal; kedua, pencegahan sekunder, yang fokus pada remaja yang mulai menunjukkan perilaku menyimpang, dengan pendekatan lebih intensif seperti konseling; dan ketiga, pencegahan tersier, yaitu memberikan rehabilitasi bagi remaja yang sudah terlibat narkoba untuk membantu mereka pulih. Pencegahan yang efektif memerlukan kerja sama antara keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah. Keluarga harus memberikan perhatian dan pengawasan, sekolah menciptakan lingkungan yang mendukung, dan masyarakat serta pemerintah berperan dalam menyusun kebijakan dan program pencegahan yang tepat. Dengan pendekatan yang komprehensif, kita dapat membantu remaja tumbuh menjadi generasi yang sehat, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan masa depan.