Oleh : Nadia Efendi (Mahasiswa FIB Universitas) Andalas
Sebagai penerima beasiswa dalam Program Pertukaran Mahasiswa Kampus Merdeka (PMM) dari Universitas Andalas ke Universitas Pajajaran, saya berkesempatan untuk merasakan pengalaman belajar yang jauh melampaui pembelajaran akademik di ruang kelas. Salah satu aspek paling berharga dari program ini adalah keberadaan Modul Nusantara, yang memperkenalkan saya pada berbagai kekayaan budaya Indonesia dari berbagai sudut pandang. Semboyan program, “Bertukar Sementara, Bermakna Selamanya”, sangat menggambarkan esensi pengalaman yang saya jalani selama beberapa bulan. Saya merasa bahwa pengalaman ini tidak hanya memperkaya pengetahuan saya, tetapi juga memperdalam pemahaman saya tentang pentingnya toleransi, kerjasama, dan kebhinekaan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui artikel ini, saya ingin berbagi bagaimana program PMM dan Modul Nusantara memberikan dampak positif dalam meningkatkan sikap toleransi dan memperkenalkan budaya yang beragam di Indonesia.
Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka, yang merupakan bagian dari kebijakan Kampus Merdeka yang digagas oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, bertujuan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman belajar di luar kampus asal mereka. Dalam konteks ini, mahasiswa diberi kebebasan untuk memilih perguruan tinggi tujuan di luar daerah mereka, bahkan di luar pulau. Di dalam program ini, Modul Nusantara merupakan komponen yang sangat penting dan menjadi salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswa yang mengikuti Pertukaran Mahasiswa Merdeka. Modul Nusantara bukan hanya sekadar mata kuliah teori, melainkan rangkaian kegiatan yang memberikan pengalaman langsung bagi mahasiswa untuk memahami dan menghargai keberagaman budaya yang ada di Indonesia. Modul ini dirancang dengan konsep pembelajaran berbasis pengalaman, yang memfokuskan pada eksplorasi budaya, adat istiadat, serta kehidupan sosial di daerah tujuan. Tujuan utamanya adalah agar mahasiswa dapat menumbuhkan sikap toleransi, saling menghargai, dan mengembangkan rasa kebersamaan di tengah keberagaman budaya yang ada.
Sebagai mahasiswa yang mengikuti program PMM ke Universitas Pajajaran, saya mengalami langsung bagaimana pelaksanaan Modul Nusantara dapat memperluas wawasan saya tentang keanekaragaman budaya di Indonesia. Kegiatan pertama yang sangat berkesan adalah perjalanan ke berbagai tempat bersejarah dan budaya di sekitar kampus, yang memperkenalkan saya pada berbagai tradisi, seni, dan keunikan budaya Jawa Barat. Melalui kegiatan ini, saya tidak hanya melihat secara langsung bagaimana masyarakat di daerah lain menjalankan kehidupan sehari-hari mereka, tetapi juga belajar untuk mengapresiasi perbedaan yang ada. Kami, mahasiswa PMM, dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, dengan latar belakang budaya yang beragam. Hal ini membuat kami belajar untuk bekerja sama, saling menghormati, dan menghargai setiap perbedaan yang ada di antara kami.
Salah satu aspek penting yang saya pelajari dalam Modul Nusantara adalah tentang pentingnya kebhinekaan dalam kehidupan bermasyarakat. Di Indonesia, keberagaman suku, agama, ras, dan budaya sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Namun, dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita terjebak dalam batas-batas suku atau kelompok tertentu, yang dapat menimbulkan perasaan kurang toleransi terhadap kelompok lain. Melalui kegiatan dalam Modul Nusantara, saya menyadari bahwa perbedaan ini bukanlah sesuatu yang harus dipandang sebagai hambatan, melainkan sebagai kekayaan yang harus dihargai. Setiap daerah, setiap suku, memiliki tradisi, bahasa, dan kebudayaan yang unik, dan itu semua saling melengkapi satu sama lain. Saya belajar untuk tidak hanya menerima, tetapi juga menghormati dan merayakan perbedaan tersebut.
Pengalaman lain yang sangat mengesankan bagi saya adalah ketika kami dihadapkan pada isu-isu SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-Golongan) yang masih kerap terjadi di Indonesia. Dalam Modul Nusantara, kami diajak untuk berdiskusi secara terbuka mengenai bagaimana isu SARA ini dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Diskusi ini melibatkan mahasiswa dari berbagai latar belakang, dan masing-masing dari kami diberi kesempatan untuk berbagi pandangan serta pengalaman pribadi terkait isu tersebut. Dari diskusi ini, saya belajar bagaimana cara berkomunikasi dengan bijak dan menghargai pandangan orang lain, meskipun mungkin berbeda dengan pandangan saya. Kegiatan ini sangat membantu saya dalam membangun sikap toleransi yang lebih matang dan mendalam.
Selain itu, kegiatan-kegiatan dalam Modul Nusantara juga mendorong kami untuk lebih mengenal budaya setempat dengan mengunjungi berbagai tempat bersejarah dan belajar langsung dari masyarakat sekitar. Di setiap akhir pekan, kami melakukan perjalanan ke berbagai daerah untuk menyaksikan secara langsung berbagai tradisi dan kebudayaan lokal. Misalnya, kami mengunjungi desa-desa adat di sekitar Jawa Barat, yang memberikan pengalaman langsung tentang bagaimana kehidupan masyarakat lokal dalam menjaga dan melestarikan budaya mereka. Melalui kegiatan ini, saya merasa semakin dekat dengan berbagai suku dan budaya di Indonesia, serta semakin menyadari bahwa meskipun kami berasal dari daerah yang berbeda, kami semua adalah bagian dari satu bangsa yang besar, yaitu Indonesia.
Dari pengalaman pribadi saya, saya dapat menyimpulkan bahwa Modul Nusantara dalam program Pertukaran Mahasiswa Merdeka telah berhasil memberikan dampak positif dalam meningkatkan sikap toleransi dan kebhinekaan di kalangan mahasiswa. Melalui pembelajaran langsung dan pengalaman yang saya dapatkan, saya menjadi lebih menghargai perbedaan, lebih memahami arti kebersamaan, dan lebih siap untuk hidup dalam masyarakat yang majemuk. Program ini, yang mengusung semboyan “Bertukar Sementara, Bermakna Selamanya”, telah membekali kami dengan wawasan dan nilai-nilai yang akan terus kami bawa sepanjang hidup kami, baik dalam kehidupan sosial maupun profesional. Sebagai mahasiswa, saya merasa bangga telah menjadi bagian dari program ini, yang memberikan kontribusi besar bagi pembangunan karakter bangsa Indonesia yang lebih toleran, beragam dan bersatu. (*)