Literasi Pembentuk Karakter Siswa

Tuti Khairina, S. Th I

Oleh : Tuti Khairina, S. Th I (Guru PAI SMP Negeri 2 Bukittinggi)

Dalam Sejarah Islam, ayat pertama yang diturunkan kepada Muhammad sebagai bukti kerasulan beliau adalah surat al-‘Alaq : 1-5. Ayat ini mengandung pesan yang sangat penting tentang perintah membaca. Perintah ini tidak hanya sebatas membaca huruf dan kata, tetapi juga mencakup pemahaman terhadap apa yang dibaca.

Perintah membaca dalam Surat Al-‘Alaq memiliki implikasi yang sangat luas dalam kehidupan sehari-hari, antara lain: perintah membaca mendorong kita untuk terus menuntut ilmu sepanjang hayat, membaca Al-Quran merupakan kewajiban bagi setiap muslim, membaca buku-buku bermanfaat dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta kemampuan menulis yang merupakan kelanjutan dari kemampuan membaca. Membaca dan menulis dalam dunia pendidikan kita saat ini, lebih dikenal dengan Literasi.

Literasi memiliki peran yang sangat krusial dalam membentuk karakter siswa. Melalui buku, artikel, dan berbagai bentuk bacaan lainnya, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan baru, tetapi juga terpapar pada berbagai nilai, perspektif, dan pengalaman hidup yang berbeda.

Beberapa perubahan karakter dapat terjadi pada anak sebagai hasil dari kebiasaan membaca seperti peningkatan empati berupa pemahaman akan perasaan orang lain, melalui berbagai emosi dan situasi yang dialami karakter. Dengan membaca, anak belajar untuk memahami perasaan orang lain yang berbeda dari dirinya. Hal ini membantu mereka menghargai keberagaman dan membangun sikap toleransi.

Perubahan karakter yang juga terjadi adalah perkembangan kognitif anak seperti mampu berpikir kritis dan kreatif dengan menganalisa informasi, lalu menarik kesimpulan, mampu memecahkan masalah dan mencari solusi atas masalah yang mereka hadapi. Peningkatan imajinasi dan kreativitas pada anak karena dengan membaca akan membuka pintu menuju dunia baru yang penuh imajinasi. Anak-anak dapat menjelajahi berbagai tempat, bertemu karakter yang unik, dan mengalami petualangan yang seru.

Peningkatan konsentrasi dan focus anak juga akan meningkat dengan membaca karena membutuhkan konsentrasi dan fokus. Semakin sering membaca, semakin baik kemampuan anak untuk fokus pada satu tugas dalam waktu yang lama. Nilai Karakter yang utama adalah nilai-nilai moral yaitu belajar dari contoh  melalui penggambaran tokoh-tokoh yang memiliki nilai-nilai moral yang baik. Anak-anak dapat belajar tentang kebaikan, kejujuran, keberanian, dan nilai-nilai positif lainnya dari tokoh-tokoh tersebut.

Perkembangan teknologi digital membawa kemudahan akses informasi yang luar biasa. Namun, di sisi lain, kemudahan ini juga membuka peluang penyebaran informasi yang tidak akurat atau bahkan menyesatkan. Hoaks dan informasi yang salah dapat menyebar dengan sangat cepat melalui media sosial dan platform digital lainnya.

Literasi dan Keberhasilan di Masa Depan .Anak yang memiliki kemampuan literasi yang baik cenderung lebih sukses di sekolah dan dalam kehidupan. Mereka lebih mudah memahami materi pelajaran, lebih percaya diri dalam berbicara di depan umum, dan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan baru. Memunculkan keinginan membaca ( berliterasi ) bagi anak tidaklah mudah. Anak harus melalui pembiasaan dan lebih utama lagi contoh dari lingkungan sekitar, terutama lingkungan terdekat, seperti orang tua dan guru. Apa saja peran orang tua dan guru dalam hubungannya dengan memunculkan keinginan anak berliterasi ?

Orang tua adalah guru pertama bagi anak. Mereka memiliki pengaruh yang sangat besar dalam membentuk minat dan kebiasaan anak. Peran penting orang tua dalam mendorong minat baca dan tulis anak diantaranya menjadi teladan bagi anak, karena anak cenderung meniru apa yang dilakukan orang tuanya. Dengan sering membaca buku atau menulis di depan anak, orang tua memberikan contoh yang baik dan menginspirasi anak untuk melakukan hal yang sama. Orang tua juga harus membuat waktu khusus untuk membaca. Sediakan waktu khusus setiap hari untuk membaca bersama anak. Buat suasana yang nyaman dan menyenangkan agar anak merasa senang dengan kegiatan membaca. Selain itu, orang tua harus memilih buku yang sesuai dengan usia dan minat anak. Buku-buku dengan gambar yang menarik dan cerita yang sederhana akan lebih mudah menarik perhatian anak. Selama membaca, orang tua juga berinteraksi dengan anak, seperti  mengajukan pertanyaan tentang cerita yang sedang dibaca, biarkan anak berimajinasi, dan berdiskusi tentang isi buku. Jangan lupa memberikan pujian dan penghargaan ketika anak berhasil membaca atau menulis sesuatu. Hal ini akan meningkatkan rasa percaya diri anak.

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam memfasilitasi pembelajaran membaca dan menulis di sekolah. Guru yang baik bisa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan kondusif untuk belajar. Dengan menggunakan metode pembelajaran yang variatif dan menarik, guru dapat membuat anak-anak tertarik untuk membaca dan menulis. Guru harus mampu memilih bahan ajar yang relevan, sesuai dengan usia dan kemampuan anak. Bahan ajar yang menarik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari akan lebih mudah dipahami oleh anak. Pendorong kreativitas pada anak, Guru dapat memberikan tugas menulis yang kreatif dan menantang, misalnya menulis cerita pendek, membuat puisi, atau menulis surat, selanjutnya guru bisa memberikan umpan balik yang konstruktif terhadap hasil kerja anak tersebut. Hal ini akan membantu anak untuk terus memperbaiki diri. Harapan baik terhadap anak bisa tercipta ketika Guru mampu menjalin kerjasama yang baik dengan orang tua. Dengan bekerja sama, guru dan orang tua dapat menciptakan lingkungan belajar yang konsisten dan mendukung bagi anak

Literasi adalah investasi jangka panjang yang sangat bermanfaat bagi siswa. Dengan membudayakan literasi di sekolah, kita dapat mencetak generasi muda yang cerdas, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan masa depan.(*)

Exit mobile version