Oleh : Dilla, S.Pd. (Guru SMPN 2 Bukittinggi)
Apa itu generasi stroberi? Istilah generasi ini telah menjadi topik perbincangan hangat dalam beberapa tahun terakhir. Sebagaimana buah stroberi yang terlihat segar dan menarik namun mudah rusak, generasi ini seringkali digambarkan sebagai generasi muda yang memiliki potensi besar namun rentan terhadap tekanan dan mudah menyerah, benarkah demikian?
Mari kita bahas! Penting untuk diingat bahwa label “generasi stroberi” adalah generalisasi yang tidak berlaku untuk semua individu. Setiap individu unik dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Selain itu, karakteristik generasi stroberi juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan, sosial, dan budaya.
Generasi stroberi merujuk pada kelompok generasi muda yang lahir dan tumbuh di era digital. Mereka yang lahir kisaran tahun 1990-an. Kenapa harus stroberi?
Istilah ini terinspirasi dari buah stroberi yang terlihat segar dan menarik, namun sangat rentan rusak jika tertekan atau bersenggolan dengan benda lain serta mudah hancur kalau jatuh. Jika dianalogikan dengan generasi sekarang ini, merekalah generasi yang sering dianggap mudah menyerah, mudah terluka, sensitif dan kurang peka terhadap tekanan dan berbagai masalah.
Walaupun sifat ini tidak dimiliki oleh semua ya, karena tergantung kepada pola asuh, didikan dan pribadi masing-masing individunya. Nah, untuk menggali lebih jauh apa dan bagaimana generasi stroberi ini yang sesungguhnya mari kita lanjutkan!
Generasi stroberi ini seringkali diasosiasikan dengan karakteristik yang kreatif dan inovatif, individualis, sensitif dan mudah menyerah. Kenapa bisa begitu? Karena hidup mereka terlalu merasa nyaman dengan segala kemudahan yang dimiliki.
Saat ini, apa saja yang mereka inginkan bisa tersaji dengan cepat, melalui media digital dan teknologi saat ini, sangat mudah mendapatkan apa yang mereka inginkan, sehingga mereka malas bergerak sementara apa yang mereka mau bisa dihubungi dengan cepat. Misalnya saja delivery order, belanja online dan berbagai kemudahan berinteraksi dengan siapa saja dan dari mana saja.
Generasi ini sering dianggap kurang tahan banting, terlalu fokus pada diri sendiri dan juga kurang sabar, karena mereka menginginkan hal-hal yang instan dan kurang mau menjalani proses. Namun demikian di balik stigma negatif generasi ini, mereka juga memiliki sisi positifnya.
Dengan kemajuan zaman, melatih mereka untuk bisa berpikir kritis, lebih komunikatif, berorientasi pada tujuan dan juga peduli kepada lingkungan sosial. Pastinya generasi stroberi adalah generasi yang kompleks dengan potensi dan tantangannya masing-masing.
Alih-alih hanya fokus pada sisi negatif, kita perlu melihat generasi ini secara lebih holistik dan memberikan dukungan yang mereka butuhkan untuk berkembang. Dengan memahami karakteristik dan kebutuhan generasi stroberi, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi mereka untuk mencapai potensinya.
Generasi stroberi memiliki ciri yang membedakannya dengan generasi sebelumnya, mereka yang cenderung memiliki sifat individualis yaitu cenderung lebih mandiri dan memiliki pendapat yang kuat. Mereka adalah anak yang kreatif dan inovatif karena memang tumbuh dan berkembang di dalam era digital yang memiliki akses untuk itu.
Selain aktif dan juga kreatif, generasi ini mudah terhubung dengan teknologi dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan, dan juga sangat mahir dalam menggunakan berbagai perangkat digital. Mereka juga generasi yang sensitif terhadap kritikan, cenderung mudah tersinggung dan merasa tidak nyaman jika dikritik.
Sebagai generasi yang akan menjadi estafet pembangun bangsa, banyak tantangan yang harus dihadapi oleh generasi ini, yaitu adanya tekanan sosial media. Yaitu bagaimana mereka bisa menghadapi berbagai tantangan yang dapat memberikan tekanan yang sangat besar.
Seperti tuntutan untuk selalu tampil FOMO (fear of missing out) yaitu bagaimana generasi ini selalu merasa takut ketinggalan. Adanya informasi yang berlebihan membuat mereka kebingungan dan sulit untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Seringnya mereka mengalami cyberbullying yaitu ancaman yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental. Belum lagi masalah kecanduan gawai yang bisa mengganggu konsentrasi dan produktivitas mereka.
Sekarang pertanyaannya, sebagai pendidik, bagaimana cara kita menghadapi generasi ini? Untuk bisa memahami karakteristik dari generasi ini, kita harus bisa menyesuaikan metode pembelajaran yang lebih efektif.
Bisa dilakukan dengan membangun hubungan yang positif melalui penciptaan suasana belajar yang menyenangkan dan membangun hubungan yang baik dengan mereka. Memberikan tantangan yang sesuai dengan kemampuan dan minat siswa agar mereka merasa tertantang dan termotivasi. Selanjutnya mengajarkan keterampilan abad 21, selain memberikan pengetahuan umum kita juga harus mampu mengajarkan keterampilan berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi dan kreativitas kepada generasi ini.
Selain itu juga harus bisa membekali mereka dengan keterampilan digital, bagaimana menggunakan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab serta bisa mengajarkan bagaimana menganalisis sebuah informasi asli atau palsu (hoaks). Walaupun untuk penggunaan teknologi digital, mereka akan lebih cepat mahir dibandingkan kita para gurunya. Karena mereka lahir di zaman digital sudah pasti otak yang diberikan oleh Allah adalah otak digital sesuai dengan zaman mereka.
Hal lain yang lebih penting adalah mengajarkan bagaimana mengelola emosi dengan baik serta memberikan dukungan psikologis jika diperlukan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya. Jadi generasi stroberi ini adalah generasi Z yang notabene memiliki karakteristik yang unik.
Mereka memiliki sisi positif dan negatif tergantung kepada kita dalam mengarahkannya. Generasi stroberi ini adalah generasi yang memiliki potensi besar.
Sebagai pendidik kita harus mampu mendampingi mereka dalam membentuk perkembangan pribadi yang bisa berkembang dengan sukses dan bahagia.
Kita harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan inspiratif. Jadi generasi stroberi adalah mereka yang diberi label secara menggeneralisasi karakteristik mereka. Di satu sisi, label ini menggambarkan generasi yang tumbuh di masa yang serba mudah, sehingga kurang siap menghadapi tantangan hidup. Generasi stroberi adalah mereka yang memiliki potensi besar yang jika diasah dan diarahkan akan menjadi sebuah pembentuk generasi tangguh di masa depan. (*)